FILM 'The Pirates Of Somalia' diproduksi tahun 2017 disutradari Bryan Buckley dibintangi Evan Peters, Al Pacino, Melanie Griffith dan lain-lain.
Latar belakang waktu film The Pirates Of Somalia adalah tahun 2008 berdasar kisah nyata seorang pemuda baru saja lulus perguruan tinggi Kanada bernama Jay Bahadur berambisi menjadi penulis namun rutin sehari-hari terjebak dalam riset pemasaran untuk produsen serbet.
Harvard
Jay Bahadur yang diperankan Evan Peters ingin melanjutkan pendidikan di Harvard. Namun seorang jurnalis kawakanidola Jay yang diperankan Al Pacino menegaskan bahwa penulis sejati dididik bukan di bangku universitas namun di lokasi lapangan. Maka Jay memilih untuk pergi ke lokasi yang sebelumnya belum pernah ada penulis menulisnya yaitu Somalia.
Sang jurnalis idola Jay memperkenalkan Jay dengan putera presiden Somalia yang baru terpilih. Maka Jay memperoleh akses langsung untuk berjumpa presiden Somalia yang memberikan fasilitas selengkapnya untuk berjumpa dan wawancara dengan berbagai tokoh masyarakat termasuk gembong bajak laut. Somalia pada masa itu dikucilkan negara negara Baratakibat kasus penyenderaan terhadap Kapten Phillip yang juga diangkat ke layar lebar dibintangi Tom Hanks sebagai Kapten Philip.
Jurnalisme Tabayyun
Di Somalia, Jay dapat leluasa melakukan jurnalisme tabayyun yang memungkinkan dirinya menulis buku tentang Somalia secara benar-benar otentik sesuai realita tanpa disesatkan pemberitaanCNN, BBC, Reuter dan lain sebagainya yang tidak otentik akibat sekedar memberitakan dari jauh tanpa benar-benar tabayyun mengirimkan reporter hadir di Somalia.
Sekembali di Kanada, Jay Bahadur menulis dan menerbitkan buku berdasar wawancara jurnalisme tabayyun dengan para tokoh masyarakat Somalia mulai dari presiden sampai mereka yang disebut pers Barat sebagai bajak laut.
Geopolitik
Film The Pirates of Somalia ditutup dengan adegan Jay Bahadur yang telah sukses sebagai penulis buku Best Sellers New York Times diundang oleh komite intelijen Amerika Serikat untuk memperoleh masukan bagi pemerintah AS yang ingin mengatasi masalah pembajakan di kawasan perairan Somalia.
Wejangan bijak Jay Bahadur berdasar mazhab jurnalisme tabayyun adalah sebaiknya Amerika Serikat memperlakukan Somalia bukan sebagai musuh dengan penuh kebencian namun sebagai sahabat dengan penuh pengertian bahwa Somalia adalah sebuah negara muda usia yang sedang berupaya menghadirkan demokrasi seperti yang pernah dilakukan negara Amerika Serikat pada masa muda usia ketika baru saja berhasil memerdekakan diri dari belenggu penjajahan Inggeris.
Sebaiknya Donald Trump mendengarkan saran Jay Bahadur demi menghentikan angkara murka geopolitik yang lebih mengutamakan permusuhan ketimbang persahabatan serta kebencian ketimbang pengertian terhadap negara-negara di planet bumi masa kini.
[***]
Penulis adalah anggota Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia