Berita

Cak Nur/net

Jaya Suprana

Malu Sebagai Kendali Akhlak

JUMAT, 22 DESEMBER 2017 | 09:32 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

ADALAH Cak Nur (Prof. Dr. Nucholis Madjid), maha guru Islam saya yang menyadarkan saya bahwa rasa malu memegang peran penting dalam peradaban umat manusia. Malu terkait langsung pada moral. Malu merupakan kendali akhlak manusia. Tanpa malu, manusia rawan lepas kendali perangai Berdasar masukan pelajaran dari Cak Nur, saya tergerak untuk menggagas malumologi sebagai upaya menelaah apa yang disebut sebagai malu.

Berdasar telaah malumologis, saya menyimpulkan bahwa ada tiga jenis perasaan malu yaitu malu sosial, malu individual dan malu spiritual.

MALU SOSIAL


Malu sosial adalah malu terhadap sesama manusia. Sifat malu secara sosial menjadikan perilaku seseorang selalu sesuai dengan etika, moral dan nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh masyarakat. Sifat malu terhadap orang lain menjadikan pemiliknya selalu bertindak dalam pikiran pantas atau tidaknya tindakan tersebut dilakukan. Setiap kelakuan selalu didahului dengan satu pertanyaan, apakah ia pantas melakukan hal tersebut. Sifat malu terhadap sesama manusia memiliki keterkaitan dengan harga diri seseorang. Pada hakikatnya seseorang boleh melakukan apa saja, dengan catatan ia bertanggung jawab atas perbuatannya baik di dunia maupun di akhirat. Rasa malu kepada orang lain membuat seseorang senantiasa menjaga  diri sendiri agar tidak ingin melukai perasaan orang lain. Rasa malu seperti ini  lahir dari seseorang yang memiliki muru’ah (etika mulia).

MALU INDIVIDUAL

Malu individual dapat dianggap sebagai tingkatan yang lebih sulit ketimbang malu sosial. Malu terhadap diri sendiri adalah perasaan malu bukan terhadap orang lain, melainkan terhadap dirinya sendiri ketika melakukan perbuatan-perbuatan yang menurutnya tidak sepantasnya dilaksanakan. Malu kepada orang lain masih memungkinkan untuk berbuat hal-hal yang kurang pantas dilakukan ketika tidak ada orang lain yang melihat, maka seseorang yang punya malu kepada dirinya sendiri akan senantiasa malu bertindak buruk di mana dan kapan saja. Rasa malu kepada diri sendiri ditandai dengan sifat ’iffah (menjaga diri) dan selalu waspada terhadap dosa pada saat sendiri. Orang yang mau terhadap diri sendiri senantiasa berupaya menunaikan jihad al-Nafs, perjuangan menaklukkan diri sendiri. Maka seorang ahli hikmah Islam pernah bersabda: ”Hendaknya rasa malumu kepada dirimu sendiri lebih besar dari rasa malumu kepada orang lain”.
 
MALU SPIRITUAL

Malu spiritual adalah perasaan malu manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Malu secara spiritual merupakan suatu perasaan di mana seseorang tidak hanya sekedar malu terhadap orang lain dan diri sendiri, melainkan juga merasa malu terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Rasa malu yang paling luhur lahir dari aqidah yang bersih dan pemahaman agama yang benar maka menghindari permisifisme.

Permisifisme adalah suatu sikap yang serba boleh dan serba mengizinkan yang menjadikan gaya hidup atau kebiasaan dalam bertingkah laku di mana halal dan haram, benar dan salah sudah tidak menjadi ukuran lagi. Yang menjadi ukuran adalah apa yang baik bagi diri sendiri, apa yang mereka sukai dan apa yang Tuhan kehendaki. Al Haya atau Malu adalah perasaan yang dirasakan seseorang sebelum ia melakukan perilaku yang  melanggar etika, moral, hukum, agama dan nurani. [***]

Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi. 


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya