Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (68)

Spiritual Contemplations: Balaun Sayyiah & Balaun Hasanah

JUMAT, 21 JULI 2017 | 10:33 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

MUSIBAH dan berbagai problem (balaun sayyiah) yang menimpa seseorang, keluar­ga, atau negara, tidak boleh serta merta dianggap negatif. Sebaliknya kesenangan dan kenyamanan (balaun hasa­nah) belum tentu positif un­tuk jangka panjang. Seringkali kita terkecoh menganggap ujian keburukan lebih berat daripada ujian kebai­kan. Padahal, ujian yang paling berat untuk dilu­lusi setiap orang ialah ujian berupa kebaikan. Yang membuat orang banyak jatuh bukan karena ujian keburukan seperti musibah, tetapi ujian kebaikan berupa kekayaan, jabatan tinggi, dan prestasi me­nakjubkan. Sudah terlalu banyak contoh dalam hidup kita, musibah memicu andrenalin orang un­tuk meraih perestasi puncak, sebaliknya kemewa­han dan keserbacukupan menggelincirkan banyak orang ke lembah kehinaan.

Biasanya jika orang ditimpa kemalangan, penderitaan, atau musibah, yang paling pertama dipanggil orang ialah Tuhan. Seolah-olah hanya Tuhanlah segala-galanya bagi dirinya. Dia pasrahkan diri sepenuhnya hanya kepada Tu­hannya. Ibadah pun terasa lebih syahdu dan khusyuk. Sebaliknya jika seseorang diuji den­gan kemewahan dan kegemerlapan hidup ban­yak sekali yang dipanggil. Orang lain, yang boleh jadi tidak halal bagi dirinya yang selalu di-SMS. Tuhan Sang Pemberi Rezki justru tidak pernah dipanggil. Akibatnya, lupa diri dan hilang kon­trol. Situasi seperti ini justru pertanda awal ke­jatuhan. Jika Tuhan menjauh dari diri seseorang maka dipastikan tidak ada ketenangan hidup. Al­lah mengingatkan: "Ala bidzikrillah tathmainnul qulub" (Hanya dengan mengingat Allah akan ter­capai ketenangan hidup).

Betapa banyak contoh dalam kehidupan dan dalam kisah Kitab Suci, mengingatkan kita bahwa ujian yang paling berat bagi manusia, baik seba­gai pribadi maupun sebagai anggota keluarga dan warga bangsa, jika tidak hati-hati dengan ujian ke­baikan (balaun hasanah) maka akan tergelincir. Orang lebih mudah bangkit dari ujian keburukan daripada ujian kebaikan. Banyak sekali mantan orang terpinggirkan yang kemudian menduduki central power, banyak mantan orang miskin jadi konglomerat, dan banyak yang tadinya orang ke­cil menjadi orang besar. Dalam perjalanan jauh ke depan, yakni ujung hayat sampai akhirat, kita perlu menyiasati dua bentuk ujian ini. Jika balaun sayyiah mendera kita lawanlah dengan kesabaran (al-shabr) dan jika ujian kebaikan mendatangi kita hadapilah dengan kesyukuran (al-syukr). Al-Shabr dan al-syukr bagaikan dua kepal sayap kehidupan yang perlu diseimbangkan. Jangan hanya pandai bersabar terhadap musibah tetapi tidak pandai bersyukur terhadap kenikmatan hidup. Atau jan­gan hanya pandai bersyukur tetapi tidak tahan un­tuk bersabar.


Setiap manusia akan diuji Tuhan dengan dua ujian, yaitu ujian keburukan (balaun sayyiah) dan ujian kebaikan. Ujian berupa keburukan biasan­ya sesuatu yang tidak dikehendaki oleh manu­sia, bahkan kebalikan dari kehendak manusia. Contoh ujian keburukan itu ialah musibah beru­pa kecelakaan yang membawa korban, penyakit yang mendera, kebangkrutan usaha, kegagalan dalam pekerjaan, dan kematian anggota keluar­ga terdekat. Kesemuanya ini membuat hati kita menjadi terpukul dan bersedih.

Orang-orang bijak selalu menasehati kita terhadap musibah. Jika seseorang ditimpa musibah tidak perlu terlalu bersedih karena, pertama musibah bukan hanya menimpa diri kita tetapi semua orang pernah merasakannya. Kedua, musibah seringkali menjadi akhir dari sebuah penderitaan. Kalau kita bawa ke bahasa agama, setiap musibah pasti ada hikmahnya. Boleh jadi musibah itu "surat cinta" Tuhan terhadap kita, setelah sekian lama Tuhan merindukan kehad­iran kita di hadirat-Nya tetapi tidak pernah kita hi­raukan. Akhirnya dengan cara lain, yaitu berupa musibah, Tuhan mengundang kita dan kita pun sampai kepadanya. Bukankan Sosok yang pal­ing pertama kita panggil kalau dilanda musibah adalah Tuhan?

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya