Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (33)

Spiritual Contemplations: Bedakan Antara Feeling & Emotion

SABTU, 10 JUNI 2017 | 08:05 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

TIDAK sedikit orang keliru dan pada akhirnya menyesal karena tidak bisa membeda­kan antara perasaan (feeling) dan nafsu (emotion). Jika orang tidak mampu mem­bedakan antara keduanya atau mencampuradukkan antara satu sama lain di da­lam mengambil keputusan, maka tidak tertutup kemungkinan pilihan tinda­kan kita bakal mengecewakan. Karena itu, iden­tifikasi antara keduanya membantu seseorang melakukan pilihan tindakan yang tepat. Kita perlu memanaj sedemikian rupa kedua suasana batin ini dengan baik dan benar. Di sinilah seni kehidu­pan. Jika seseorang mampu mengelola suasana batinnya, maka ia akan sukses mencitra positif­kan dirinya di dalam masyarakat. Sebaliknya jika gagal, maka ia akan panen dengan berbagai kekecewaan.

Feeling atau perasaan lebih merupakan sum­ber energi dan kekuatan untuk mendukung pili­han kebenaran yang kita pilih. Sedangkan emo­tion atau nafsu (emosi) lebih merupakan kekuatan yang dapat mendukung semangat kita, namun tidak ada jaminan dukungan itu bermanfaat atau tidak. Emotion berasal dari kata e+motion=energy in motion, yaitu energi yang melekat di dalam amarah. Emosi tidak ada hubungannya dengan apakah objek reaksi itu sesuatu yang benar atau salah. Perasaan menginformasikan kita tentang suatu objek (what you know about a thing). Se­dangkan emosi menggambarkan perlakuan kita terhadap suatu objek yang sudah kita ketahui (what you do with what you know). Perasaan leb­ih banyak berkonotasi positif, sedangkan emosi lebih banyak berkonotasi negatif.

Feeling atau pertimbangan perasaan dapat digunakan untuk menilai apakah seseorang itu baik atau buruk, tetapi pertimbangan emosi tidak dapat dibenarkan sebagai alat ukur untuk apap­un. Masalahnya ialah perbedaan antara peras­aan dan emosi tidak tajam. Bahkan sebagian bidang perasaan dan emosi bertumpang tindih. Orang sering kali tidak sadar kalau tindakannya itu emosi. Mereka masih menyangka tindakan­nya masih dalam lingkup perasaan yang dapat dibenarkan tetapi penilaian orang sudah diang­gap tindakan emosi. Contohnya, seorang pimpi­nan memecat salahseorang karyawannya lan­taran mendapatkan laporan anak buahnya itu bolos. Tindakan spontanitas pimpinan itu dapat disebut tindakan emosi. Namun jika sebelumnya ia menunda beberapa saat untuk mendalami per­soalan itu, maka tindakannya disebut tindakan perasaan. Ketika sang pemimpin melakukan kon­firmasi kepada yang bersangkutan, apalagi me­libatkan pihak ketiga sebagai saksi, maka tinda­kannya dapat disebut tindakan rasional.


Contoh lain di dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Sulaiman marah akan ketidakhadiran burung Hud-ud dalam sebuah pertemuan, bahkan Nabi Sulaiman berjanji akan menghukum burung itu dengan sanksi berat, namun penjatuhan sanksi itu tidak dilakukan secara spontan saat burung-burung itu datang. Nabi Sulaiman mengkonfir­masi keterlambatannya. Setelah mendengarkan alasan burung Hud-hud itu, maka Nabi Sulaiman memahami alasan keterlambatan tersebut seh­ingga tidak jadi diberikan sanksi. Tindakan Nabi Sulaiman bukan tindakan emosi tetapi tindakan perasaan, yaitu memberikan apresiasi positif lap­oran berharga yang disampaikan burung Hud-hud. Keterlambatan burung Hud-hud menghadiri pertemuan karena mampir mengamati suatu ker­ajaan besar yang dipimpin seorang perempuan (Ratu Balqis).

Seandainya Nabi Sulaiman menggunakan emosi, langsung menghukum burung Hud-hud, maka mungkin Nabi Sulaiman tidak mendap­atkan informasi terhadap sebuah kerajaan be­sar yang bakal menyaingi kerajaannya. Dengan ketenangan dan kesabaran Nabi Sulaiman men­jadi pendengar aktif dari cerita burung Hud-hud, maka tindakan tepat dan cerdas lahir dari Nabi Sulaiman. Ini semua memberikan pelajaran ber­harga bagi kita bahwa ternyata antara tindakan feeling dan tindakan emotion melahirkan akibat yang berbeda. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya