Berita

Foto/Humas DPD

Politik

Yang Salah, Aturan Belum Jalan Transportasi Online Sudah Beroperasi

RABU, 26 APRIL 2017 | 06:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Keberadaan transportasi online di Indonesia memunculkan polemik tersendiri. Meski dibutuhkan masyarakat, kehadiran transportasi tersebut ditentang oleh kelompok transportasi konvensional. Bahkan di beberapa daerah telah muncul demo dari transportasi konvensional yang mengarah adanya konflik dengan transportasi online.

Komite II DPD RI menganggap permasalahan tersebut muncul karena sampai saat ini belum ada regulasi tegas pemerintah yang mengatur keberadaan transportasi online.

Ketua Komite II DPR Parlindungan Purba mengatakan bahwa keberadaan transportasi online yang tidak dibarengi aturan yang tegas memancing adanya konflik di beberapa daerah seperti Bandung, Yogyakarta, Medan, Tangerang dan Bali.


"Permenhub Nomor 32 Tahun 2016 memang mengatur transportasi online wajib berbadan hukum, dan mengikuti ketentuan transportasi umum. Tetapi Permen ini belum mampu menjadi solusi atas polemik keberadaan transportasi online," ujar Parlin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Sesditjen Perhubungan Darat, Hindro Surahmat, dan Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat, Cucu Mulyana, di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (25/4).

Senada dengan Parlin, Senator asal Bali, Kadek Arimbawa juga menilai pemerintah belum secara tegas membuat regulasi mengenai transportasi online. Hal tersebut mengakibatkan muncul konflik di berbagai daerah. Dirinya mencontohkan adanya demo besar-besaran di Bali akibat munculnya transportasi online. Bahkan demo tersebut memunculkan adanya konflik antar pelaku transportasi.

"Keberadaan demo yang tidak berakhir di Bali akan merusak citra pariwisata Bali yang juga berpengaruh terhadap pariwisata di Indonesia," ucapnya dalam rilis Humas DPD.

Kadek Arimbawa meminta agar keberadaan transportasi online didahului oleh adanya regulasi terlebih dahulu. Namun sampai saat ini yang terjadi transportasi online dibiarkan beroperasi tanpa adanya regulasi yang tegas dan mengikat. Hal tersebut tidak memberikan keadilan bagi transportasi konvensional.

"Saya tidak menolak kemajuan teknologi ini, tapi aturannya dijalankan, baru menjalankan transportasi online-nya. Aturannya masih belum jalan, tapi transportasinya sudah jalan, ini yang salah," tegasnya.

Menanggapi hal itu, Sesditjen Perhubungan Darat, Hindro Surahmat, mengakui bahwa perkembangan regulasi tidak dapat mengimbangi kemajuan teknologi informasi. Untuk mengakomodir munculnya transportasi online, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan Permenhub 32/2016 dan diperbarui dengan Permenhub 26/2017.

Keberadaan permen tersebut bertujuan untuk menciptakan kesetaraan angkutan online dan non online. "Penyelenggaraan angkutan umum harus berbadan hukum. Kami mendorong agar angkutan yang dilakukan tidak berbasis pada perorangan, tetapi perusahaan yang berbadan hukum," ujarnya.

Saat ditanya mengenai murahnya tarif transportasi online, Hendro mengakui bahwa dirinya tidak bisa meminta laporan mengenai dasar penentuan tarif transportasi online. "Untuk masalah tarif, kami juga telah mencoba untuk membukanya, tetapi tidak bisa, katanya disubsidi. Kami khawatir ini mengarah pada adanya monopoli, melalui predatory pricing," imbuhnya.

Sedangkan menurut Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Cucu Mulyana, Permenhub 26/2017 mengatur bahwa angkutan transportasi online dimasukkan dalam angkutan sewa khusus. Karena pelayanannya mirip dengan taksi biasa. Dirinya juga mengatakan bahwa dalam Permenhub 26/2017 sudah diatur mengenai 11 bidang yang belum terdapat di Permenhub 32/2016. Seperti jenis angkutan sewa, kapasitas silinder mesin kendaraan, batas tarif dan batas kendaraan (kuota) angkutan sewa khusus, kewajiban STNK berbadan hukum, KIR, kewajiban memiliki pool, bengkel, pengenaan pajak untuk perusahaan aplikasi, akses digital dashboard dan saksi. Kesemua bidang tersebut harus dilakukan oleh transportasi online.

"Dalam PM 26 ada masa transisi. Setelah itu penegakan hukum akan kami lakukan. Tanggal 1 April, Permen ini diberlakukan dengan diterapkan KIR, akses digital dashboard, dan stiker RFID sampai 1 Juni 2017 dan penyesuaian pajak kendaraan, tarif, perubahan STNK, kuota dan batasan kendaraan dengan batas waktu 1 Juli 2017," ucapnya.

Cucu menambahkan perusahaan yang menaungi transportasi online tidak menganggap dirinya sebagai perusahaan transportasi, tetapi hanya perusahaan yang berbasis penyediaan aplikasi. Sementara keberadaan perusahaan aplikasi itu di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), bukan Kementerian Perhubungan. "Oleh karena itu terkait penataan transportasi online, membutuhkan koordinasi dengan Kominfo," tutupnya. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya