Berita

Politik

Jangan Lagi Jadikan Isu Keberagaman Sebagai Komoditas Politik

KAMIS, 20 APRIL 2017 | 06:36 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Radikalisme dan intoleransi yang dihembuskan selama ini merupakan kampanye atau propoganda politik untuk menuduh kelompok masyarakat tertentu. Kemudian pada akhirnya label tersebut disematkan kepada semua pihak yang berbeda sikap dalam politik.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak terkait dinamika politik yang terjadi selama Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, mulai putaran pertama hingga putaran kedua.

"Setelah hiruk pikuk Pilkada langsung DKI Jakarta, yang penuh dengan intrik tajam, bahkan dipenuhi dengan teror-teror perpecahan, saatnya kita kembali bersatu, memajukan dan menggembirakan Indonesia," ungkapnya.


Dahnil berharap isu jualan kebhinekkan dan keragaman sekaligus tuduhan kepada kelompok berbeda sebagai intoleran, radikalis, segera dihentikan. Terutama pasca selesainya Pilkada DKI. Menurutnya saat ini warga Jakarta dan umumnya untuk bersatu.

"Oleh sebab itu, saya berharap laku isu menuduh pihak lain yang berbeda sikap dengan tuduhan radikalis dan intoleran tidak lagi dilakukan pada momentum politik berikutnya. Karena tindakan seperti itu justru menjadi ancaman terhadap keberagaman dan Pancasila," katanya mengingatkan.

Karena dia percaya tidak ada tempat bagi intoleransi dan radikalisme di Tanah Indonesia. Mayoritas umat beragama terutama umat Islam menempatkan Pancasila sebagai kesepakatan bersama sebagai bangsa.

"Jadi stop menjadi kan toleransi dan keberagaman sekedar komoditi dan propoganda politik. Mari momentum usainya Pilkada DKI Ini kita menghadirkan toleransi yang otentik, bukan toleransi yang dipenuhi praktek rente dan politicking," tandas Presiden Religion for Peace Asia and Pacific Youth Interfaith Network ini. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya