Berita

Net

Pertahanan

Polisi Harus Jelaskan Insiden Tuban, Kenapa Bergeser Dari Bandit ke Terorisme

SENIN, 10 APRIL 2017 | 02:38 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, melihat ada keanehan terkait tewasnya enam orang yang diduga teroris dan satu orang lagi masih hidup di Jenu, Tuban, Jatim pada Sabtu kemarin (8/4). Pasalnya, pada awalnya diduga mereka adalah kelompok bandit namun kemudian bergeser ke isu terorisme.  

"Dari bandit ke terorisme, aneh! Pihak polisi perlu transparan, menjelaskan jujur dan sebenar-benarnya kasus tersebut," jelasnya (Minggu, 9/4).

Dia menjelaskan bahwa masyarakat telah membaca di portal sosmed Divhumas Polda Jatim bahwa kasus tersebut adalah kelompok bandit yang menyerang polisi. Bahkan informasi yang beredar viral via WAG, karena keberadaan mobil Terios dengan penumpangnya dianggap mencurigakakan oleh Aatlantas akhirnya diikuti. Akhirnya dilaporkan bahwa penumpang Terios mengeluarkan tembakan ke arah aparat.


Saat dilakukan pengejaran oleh aparat akhirnya mobil berhenti dan penumpang lari ke arah kebun masyarakat.

Berikutnya publik akhirnya melihat 6 orang terkapar tewas di kebun dan 1 orang masih hidup. Barang bukti yang awalnya pasport, beberapa HP dan sekotak amunisi di waktu berikutnya bertambah dengan 2 mushaf Al Quran dan Handi Talky serta 2 pistol.

Menurutnya, andaikan benar gerombolan 7 orang tersebut melawan dengan senpi, sementara barang bukti cuma 2 pucuk pistol.

"Maka bagaimana 5 orang lainnya tersebut melawan dan berujung tewas? Enggak lucu jika seseorang membawa bom kemudian ia lari terbirit-birit sembunyi di kebun untuk melawan. Ini perlu penjelasan," ungkapnya.

Dia menegaskan banyak kejanggalan kalau kasus tersebut diseret ke isu terorisme. Dari nama yang muncul dikaitkan dengan jaringan teroris Semarang itu juga nama yang asing. Dan lebih naif lagi, jika benar mereka pegang 2 pistol dengan sekotak amunisi penuh lantas buat apa nyerang Satlantas.

"Apakah 6 orang yang tewas benar terkait dengan kelompok pengikut ISIS semua? Semua yang tewas tidak mungkin lagi bisa diklarifikasi dan dibuktikan di depan pengadilan atas tuduhan aksi terorisme seperti yang dipublikasikan," bebernya.

Masyarakat saat ini, katanya menambahkan, gagap untuk bisa komentar jika seorang tewas dengan label teroris atau terduga teroris. Karena label "teroris" seolah menjadi sertifikat halal untuk dihabisin nyawanya dan tidak ada pertanggungjawan atas hilangnya nyawa tersebut.

Karena itu dia berharap, Kompolnas, Komnas HAM, Komisi III DPR RI, atau lnstitusi terkait serius memperhatikan kasus ini.

"Dalam kasus terorisme, penyelesaian dengan cara kekerasan itu hanya akan menjadi pemicu kekerasan berikutnya jika menemukan momentum.Kekerasan terbukti tidak bisa mereduksi aksi terorisme secara signifikan," tandasnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya