Berita

Fahira Idris

Politik

Demokrasi Kita Lampu Merah Jika Polisi Tak Ungkap Otak Kampanye Hitam

RABU, 05 APRIL 2017 | 12:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Gerakan kampanye hitam yang menghantam Anies Baswedan Sandiaga Uno sangat terstruktur, sistematis, masif dengan disokong pendanaan yang besar. Jika polisi tidak mampu mengungkap otak dibalik semua kampanye hitam ini, demokrasi kita sudah lampu merah.

"Sepanjang saya ikut pemilu atau pilkada, pilkada DKI putaran kedua ini paling brutal," tegas Senator Jakarta, Fahira Idris, dalam keterangan persnya, (Rabu, 5/4).

Fahira mengungkapkan, ditemukannya dua kontainer berisi jutaan brosur kampanye hitam yang memfitnah Anies-Sandi di sebuah rumah di Jakarta Barat merupakan bukti bahwa gerakan ini didanai dan terorganisir dengan baik sehingga seharusnya bukan menjadi hal yang sulit bagi polisi untuk segera mengungkapnya.


"Belum lagi kalau kita bicara soal pemasangan spanduk-spanduk fitnah terhadap Anies-Sandi di ratusan titik di seluruh wilayah Jakarta yang harusnya bisa dilacak lewat CCTV serta puluhan fitnah lainnnya yang menghantam pasangan ini terutama di media sosial," ucapnya.

Menurutnya, aksi kampanye hitam yang terjadi berulang-ulang ini menandakan para pelakunya tidak perduli bahwa tindakan mereka ini akan berurusan dengan pihak kepolisian dan akan ada konsekuensi hukum yang mereka terima jika mereka tertangkap. Tentunya aksi kampanye hitam yang berulang-ulang ini bentuk pelecehan terhadap hukum dan aparat penegak hukum kita.

Bagi Fahira, selain KPU, Bawaslu, dan DKPP, Kepolisian adalah salah satu pilar utama untuk menjaga demokrasi di Indonesia tetap berada di jalurnya. Demokrasi tanpa penegakan hukum tidak akan ada gunanya karena pasti akan melahirkan keresahan dan kekacuan di dalam masyarakat.

"Mudah-mudahan saya keliru, tetapi amatan saya polisi kurang greget untuk mengungkap pidana pemilu ini, tidak seperti penanganan kasus lain, misalnya dugaan makar," katanya membandingkan.

 Padahal dampak kerusakan dari kampenye hitam luar bisa jika tidak segera ditangani secara serius.

"Namun, saya optimis, dengan kemampuannya yang luar biasa, polisi mampu mengungkapkan otak dibalik semua kampanye hitam ini sebelum 19 April, karena semua bukti fisik sudah terpampang nyata," pungkas Fahira.  [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya