Berita

Nusantara

BNPB Gunakan Drone Untuk Pemetaan Longsor Ponorogo

SENIN, 03 APRIL 2017 | 16:44 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Operasi tim penyelamat gabungan untuk menemukan 26 korban yang masih tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo terus dilakukan. Melibatkan 1.500 personil dengan pengerahan tujuh alat berat.

Operasi pencarian dilakukan dengan membagi tiga sektor yaitu sektor A untuk kedalaman timbunan longsor 17-20 meter dikoordinir oleh Basarnas, sektor B oleh TNI, dan sektor C oleh Polri.

"Luasnya landaan longsor maka BNPB bersama BIG (Badan Informasi Geospasial) dan Badan Geologi menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak untuk memetakan daerah longsoran guna membantu kaji cepat operasi tanggap darurat. Peta ini digunakan untuk menjelaskan lebih detil mengenai luas dan dampak longsoran. Selain itu, dengan pemetaan detil melalui drone dapat dilihat secara langsung kemungkinan adanya daerah-daerah lain berpotensi longsor susulan," jelas Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Senin (3/4).


Hasil pemetaan dan survei lapangan menunjukkan bahwa jenis longsor di Ponorogo adalah translasi yaitu longsor yang disebabkan adanya pergerakan massa tanah dan bebatuan yang terdapat di bidang gelincir berbentuk rata. Retakan di perbukitan yang terbentuk pada 11 Maret lalu terus melebar sehingga terjadi longsor pada 1 April. Dari mahkota longsor meluncur menghantam dinding bukit di depannya.

"Adanya perbedaan morfologi menyebabkan material longsor berbelok ke arah kiri meluncur dan menerjang pemukiman mengikuti lereng. Jarak antara mahkota longsor dengan titik terakhir landaan longsor sekitar dua kilometer. Lebar landaan sekitar 200 meter dan tebal longsoran 20 meter. Inilah salah satu yang menyebabkan sulitnya pencarian korban tertimbun longsor," ujar Sutopo.

Menurutnya, penggunaan drone untuk penanggulangan bencana bukanlah hal yang baru. Untuk kebutuhan kaji cepat yang efektif, drone sangat bermanfaat. Keluwesan terbang drone, baik vertikal maupun horizontal dalam jangkauan tertentu, serta kemampuan mengambil gambar dari ketinggian drone telah menawarkan gambar atau landscape berbeda dalam melihat peristiwa bencana.

"Sebuah studi yang dilakukan Palang Merah Amerika menyebutkan bahwa drone adalah salah satu teknologi baru yang paling menjanjikan dan ampuh untuk meningkatkan respon bencana," demikian Sutopo. [wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya