Berita

Politik

Jokowi Minta Agama Dan Politik Dipisah, HNW Ungkit Pernyataan Menag

RABU, 29 MARET 2017 | 11:34 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengungkapkan sejumlah alasan ketidaktepatan permintaan Presiden Jokowi agar agama dan politik dipisahkan.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan tugu Titik Nol Islam Nusantara di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Jumat lalu (24/3).

Menurutnya, selain tidak sesuai dengan semangat awal masuk Islam lewat Barus, apa yang disampaikan Presiden tersebut juga tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Selain itu pula, Hidayat mengingatkan soal bantahan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin atas pernyataan Basuki T. Purnama pada akhir masa kampanye putaran pertama Pilgub DKI Jakarta. Saat itu Ahok menegaskan memilih gubernur berdasarkan agama itu melawan konstitusi.

Politikus senior PKS ini menegaskan bahkan Menteri Agama saat itu menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius. Hal itu sesuai dengan konstitusi.

"Dan karenanya wajar kalau menjadikan agama sebagai rujukan kehidupan mereka, tentunya juga dalam kehidupan berpolitik, sebagaimana dilakukan oleh PPP," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL (Rabu, 29/3).

Karena memang, PPP, partai asal Menag Lukman, sejak sejak Orde Baru dan apalagi setelah era reformasi ini tetap berlambang Ka'bah dan berasaskan Islam.

"Dan itu dibenarkan oleh Undang Undang yang berlaku di NKRI," demikian mantan Presiden partai dakwah tersebut.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy juga sudah bereaksi atas pernyataan Jokowi tersebut. Dia menegaskan agama dan politik ibarat saudara kembar. Agama adalah landasan, dan kekuasaan adalah penjaga agama. Namun, dalam amatannya, gerakan untuk menghilangkan agama dari politik, perlahan-lahan mulai bangkit lagi di Indonesia.

"Untuk itu, kita harus bersama-sama menyadarkan mereka bahwa agama adalah sebuah sistem yang menuntun ke arah kebaikan," ujarnya.

Romahurmuziy  mengatakan karena agama tidak pernah mengajarkan kejelekan, maka tidak sepantasnya untuk dijauhi.

Dia juga menjelaskan, pemimpin yang tidak memiliki bekal ilmu agama, akan tersesat dalam menjalankan perpolitikan. "Sampai-sampai ada yang mengatakan, jangan bawa-bawa agama dalam politik. Saya ingin mengatakan, ini terjadi karena terbatasnya pemahaman tentang agama," tegasnya.

Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan maksud Presiden itu tidak dalam konteks memisahkan agama dan politik.

"Hemat saya, Presiden ingin menegaskan bahwa tak boleh mencampuradukkan antara adanya yang buruk dari proses dan tujuan berpolitik dengan yang baik dari proses dan tujuan beragama," terang Lukman, seperti dilansir situs Kemenag, Minggu (26/3). [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Gibran Tidak Layak dan Tidak Boleh Dilantik Menjadi Wakil Presiden

Sabtu, 21 September 2024 | 08:09

UPDATE

Masuk Komite III DPD, Komeng Bakal Perjuangkan Hari Komedi Nasional

Selasa, 01 Oktober 2024 | 14:04

Kadis Pendidikan Polman Diduga Arahkan Guru Dukung Paslon Tertentu di Pilkada

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:57

KPU Harusnya Beberkan Rekam Jejak Dewan Bukan Umur

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:53

IKI Indonesia Naik ke Level 52,48 per September 2024

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:47

Iran Tolak Kirim Tentara ke Lebanon, Optimis Hizbullah Kuat Lawan Israel

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:46

Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Sepak Bola Nasional Makin Maju

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:44

Fokus Perjuangkan Hari Komedi, Komeng Ogah Jadi Pimpinan DPD

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:20

Kekayaan Melonjak, Mark Zuckerberg Resmi Gabung Klub 200 Miliar Dolar Bareng Elon Musk

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:18

BPOM Ancam Cabut Izin Kosmetik Overclaim, Influencer Juga Bakal Dipanggil

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:07

Korban Banjir Nepal Tembus 193 Orang

Selasa, 01 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya