Berita

Ulil

Politik

Ulil: Jika Ahmadiyah Dilindungi Demi Demokrasi, Petani Kendeng Juga Harus

SENIN, 27 MARET 2017 | 04:49 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tokoh Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar-Abdalla sepakat bahwa kelompok minoritas harus dibela dan diadvokasi. Namun, kelompok minoritas tak hanya dilihat dari segi jumlah penganut keagamaan.

"Definisi pembelaan kaum minoritas yg hanya dibatasi pd isu agama sj memang menyenangkan bagi kelas sosial tertentu. Tp itu definisi myopik," ungkap Ulil seperti dikutip dari akun Twitter-nya (Senin, 27/3).

Karena itu, menurutnya, pengertian minoritas juga harus diperluas. Sehingga mencakup kelompok sosial lemah yang kerap hak-haknya diabaikan demi pembangunan.


"Istilah 'minoritas' jg harus kita perluas pengertiannya. Bukan hanya minoritas agama sj, tp juga minoritas dari sudut kekuatan ekonomi," ujarnya.

Dalam amanatan intelektual muda Nahdlatul Ulama ini, banyak yang menolak prinsip mayoritarianisme dalam isu agama. Tapi menerima prinsip itu dalam kebijakan pembangunan.

Demi kepentingan publik yang lebih besar, segelintir orang yang lemah dikorbankan. Bahkan ada yang sampai berpinsip demi menjaga kehidupan seribu orang, rela membunuh sepuluh orang.

"Prinsip pembangunan semacam ini sama dg represi atas minoritas," jelasnya.

Karena itu, sambung Ulil, jika kita menolak prinsip mayoritarianisme dalam isu hubungan antar agama, prinsip itu mestinya kita tolak juga dalam isu pembangunan ekonomi.

"Jika, misalnya, kelompok Ahmadiyah harus dilindungi demi demokrasi, maka hak2 petani Kendeng atas habitat jg mesti dilindungi," ungkapnya membandingkan.

Dengan kata lain, dia menambahkan, Republik ini terancam oleh dua hal. Yaitu, pemahaman keagamaan yang radikalistik, dan kebijakan pembangunan yang merugikan "wong cilik".

"Kebijakan pembangunan yg tak adil kerap  berujung pada bangkitnya radikalisme agama. Yg terakhir ini adalah respon sosial atas 'injustice'," lanjut Ulil.

Dalam bagian lain dari cuitannya tersebut, dia juga menjelaskan bahwa dalam demokrasi modern, yang menang kerapkali adalah yang sesuai dengan selera pasar. Hal ini kontras dengan "hikmat kebijaksanaan", sesuai sila keempat Pancasila.

"Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat (wisdom). Ini sering tak terjadi dlm demokrasi modern," tandasnya.

Apa yang disinggung oleh Ulil tersebut secara tegas pernah disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang kini nonaktif, Gubernur DKI Basuki T. Purnama.

Saat rapat rapat dengan Komunitas Ciliwung Merdeka di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada 24 Juli 2015 lalu, Ahok pernah menyampaikan prinsipnya seperti apa yang dipersoalkan oleh Ulil tersebut.

"Kalau saya ditanya, 'Apa HAM anda?' Saya ingin 10 juta orang hidup, bila dua ribu orang menentang saya dan membahayakan 10 juta orang, (maka dua ribu orang itu) saya bunuh di depan anda," kata Ahok lewat rekaman video yang diunggah di Youtube. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya