Berita

Net

Politik

Soal Memilih Pemimpin Nonmuslim, GP Ansor Jangan Jadi Anak Durhaka

SELASA, 14 MARET 2017 | 04:17 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Berdasarkan hasil kajian Bahtsul Masail 'Kepemimpinan Non-Muslim di Indonesia', GP Ansor menyatakan setiap warga negara bebas menentukan pilihan politik dalam memilih pemimpin tanpa melihat latar belakang agama yang dianutnya.

Dewan Pakar ICMI, Anton Tabah Digdoyo, mempertanyakan sikap organisasi kepemudaan sayap NU tersebut. Dia menyetakan Islam adalah agama terakhir, paripurna, ajarannya sangat komplet, termasuk soal bagaimana memilih pemimpin.

"Cara pipis, cara bersin saja diatur oleh Islam apalagi masalah memilih pemimpin di daerah mayoritas, muslim harus memilih muslim. Ada lebih dari 20 ayat dalam Al-Quran dan bagaimana jika di daerah minoritas Muslim juga diajarkan. Dalam Al-Quran minimal ada 2 ayat yaitu di surat Nahl ayat 106 dan Surat Ghofir 29. Jika sudah tidak ada calon muslim, pilih calon yang dekat dan baik pada kaum Muslimin," ungkap Anton saat dihubungi (Senin, 13/3).


Karena itu, dia menyatakan, GP Ansor yang membebaskan umat Islam memilih nonmuslim jelas melawan Allah dan Rasulullah SAW.

GP Ansor juga dinilai telah menjadi anak durhaka karena tidak taat dan patuh pada orangtuanya. Karena, dia menjelaskan, keputusan Bahtsul Masail di Ponpes Lirboyo Kediri pada November 2009, dengan tegas memutuskan NU dan seluruh nahdliyin wajib memilih pemimpin muslim jika masih ada calon muslim.

"Ini bukan SARA bukan pula intoleransi karena semua sudah ada dalam kitab suci Al-Quran dan Hadits Nabi yang wajib ditaati. Ini juga implikatif dengan ideologi Pancasila dan dasar negara UUD 1945 pasal 29 ayat 1, Negara Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa," ungkap Anton Digdoyo yang juga Pengurus MUI Pusat ini.

Dia mengingatkan GP Ansor bahwa menafsirkan Al-Quran tak boleh sesuai selera. Tapi harus merujuk tafsir dari Rasulullah SAW yang sudah dibakukan dan dibukukan para sahabat Nabi dan ulama salaf. Semua tafsir salaf mengartikan memilih pemimpin wajib seiman jika ada calon yang muslim.

"Jangankan menafsirkan kitab suci Al-Quran harus wajib merujuk nabi & para sahabat, terjemahkan UU yang buatan manusia saja tak boleh sesuai tafsiran masing-masing. Akan kacau balau nanti di lapangan," ucapnya.

Bahkan, dia menambahkan, menafsirkan UU yang buatan manusia pun ada syaratnya. Misalnya, yurisprudensi, batang tubuh dan penjelasannya sesuai historis filosofis lahirnya UU tersebut.

"Analogi Al-Quran harus sesuai asbabunuzul. Karena itu pula Nabi bersabda,' Siapa yang tafsirkan Al-Quran dengan pendapatnya sendiri, maka telah disiapkan tempatnya di neraka. Itulah mengapa sebagai Muslim wajib mentaati perintah kitab suci Al-Quran," tandasnya.

Meski demikian, dia tetap berharap agar GP Anshor menjadi pelopor muslim yang taat bukan pelopor ketidaktaatan pada Al-Quran.

"Apalagi durhaka pada orang tua (ulama-ulama sesepuh NU). Kelak bau surga pun tak akan dapat. Ingat ini bukan SARA, sara bukan intoleransi," demikian bekas petinggi Polri ini. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya