Berita

Bisnis

DPR Dorong BPK Audit Kebijakan Bulog Akuisisi Perusahaan Gula, PT GMM

SENIN, 13 MARET 2017 | 01:52 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Komisi XI dan VI DPR akan terus mengawasi proses akuisisi  perusahaan gula, PT Gendhis Multi Manis (GMM), oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Tak hanya itu, anggota Komisi XI DPR, Eva Kusuma Sundari, juga meminta lembaga lain untuk mengusut. Misalnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BKP) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"BPK dan BPKP perlu mengaudit untuk membuktikan apakah ada kerugian negara atau korupsi dalam kasus ini," jelas Eva (Minggu, 12/3).

Setelah itu, politikus PDI Perjuangan ini juga mendorong penegak hukum bisa meminta hasil audit dari BPK dan BPKP tersebut. "Prinsipnya, soal kemungkinan kerugian negara terkait akuisisi ini atau dugaan korupsi bisa disidik oleh KPK, polisi atau kejaksaan," tandasnya.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR, Nasril Bahar, juga mempertanyakan kebijakan Bulog mengakuisisi saham GMM sebesar 70 persen. Sebab, akuisisi tersebut tidak dilakukan dengan pembelian saham 100 persen.

"GMM yang diakuisisi Bulog itu kan otomatis akan menjadi anak perusahaan Bulog. Jadi kenapa akuisisi hanya 70 persen saham, berarti ada sisa saham 30 persen yang dimiliki pihak selain Bulog," kata Nasril.

Karena itu, dia juga mengusulkan, BPK segera melakukan audit atas kebijakan akuisisi Bulog tersebut. Proses audit perlu dilakukan BPK dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait.

"Perlu diaudit karena dikhawatirkan ada yang mengeksploitasi Bulog demi keuntungan tertentu. Jika hal ini terjadi, maka bahaya betul," kata politikus PAN ini.

Sebelumnya Direktur Keuangan Perum Bulog, Iryanto, mengungkapkan dana Rp 77 miliar dirogoh Bulog dari kas internal untuk mengakuisisi PT GMM. Dia menjelaskan akuisisi tersebut menjadi momentum untuk memperkuat Bulog menjadi stabilisator harga gula nasional. [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Gibran Tidak Layak dan Tidak Boleh Dilantik Menjadi Wakil Presiden

Sabtu, 21 September 2024 | 08:09

UPDATE

Masuk Komite III DPD, Komeng Bakal Perjuangkan Hari Komedi Nasional

Selasa, 01 Oktober 2024 | 14:04

Kadis Pendidikan Polman Diduga Arahkan Guru Dukung Paslon Tertentu di Pilkada

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:57

KPU Harusnya Beberkan Rekam Jejak Dewan Bukan Umur

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:53

IKI Indonesia Naik ke Level 52,48 per September 2024

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:47

Iran Tolak Kirim Tentara ke Lebanon, Optimis Hizbullah Kuat Lawan Israel

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:46

Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Sepak Bola Nasional Makin Maju

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:44

Fokus Perjuangkan Hari Komedi, Komeng Ogah Jadi Pimpinan DPD

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:20

Kekayaan Melonjak, Mark Zuckerberg Resmi Gabung Klub 200 Miliar Dolar Bareng Elon Musk

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:18

BPOM Ancam Cabut Izin Kosmetik Overclaim, Influencer Juga Bakal Dipanggil

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:07

Korban Banjir Nepal Tembus 193 Orang

Selasa, 01 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya