Berita

Politik

Krisis Pendidikan, Muslimah HTI Usul Terapkan Pendidikan Islam

KAMIS, 09 MARET 2017 | 21:27 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Penerapan pendidikan Islam sebagai solusi mengatasi krisis pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan yang ada saat ini tidak memiliki fondasi yang kokoh.

Hal ini dinyatakan juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Iffah Ainur Rochmah. Menurutnya, masalah pendidikan di Indonesia bukan hanya soal fasilitas dan kualitas guru. Pihaknya menilai saat ini visi pendidikan nasional sebatas coba-coba.

"Buktinya ganti menteri ganti kurikulum. Tak ada fondasi yang kokoh. Padahal pendidikan adalah modal untuk kemajuan dan kebangkitan peradaban," ujarnya di Jakarta, (Kamis, 9/3).

Iffah mengkritik sistem pendidikan yang berkiblat ke Barat. Padahal sistem di negara asalnya sektor pendidikan juga mengalami krisis. Akibatnya siswa bersekolah hanya untuk mendapatkan ijazah dan memperluas kesempatan bekerja. "Sementara sistem pendidikan Islam yang kita tawarkan sudah teruji dalam prakteknya," imbuhnya.

Dia mencontohkan, di Hong Kong tidak terjadi masalah kekurangan guru atau kekurangan infrastrutur pendidikan. Namun sistem pendidikan disana gagal menghasilkan manusia yang beradab.

"Angka bullying disana sangat tinggi. Ini menandakan sistem pendidikan disana tidak membentuk kepribadian dan akhlak, tapi melakukan dehumanisasi," paparnya.

Iffah menerangkan, pendidikan menjadi solusi untuk mengatasi krisis multidimensi seperti saat ini. Pihaknya juga membantah opini yang berkembang bahwa sistem pendidikan Islam bakal menjadi monster baru yang tidak menjamin hak-hak perempuan.

"Kita justru mengkritik masifnya agenda sekularisasi pendidikan, padahal kita punya warisan kecermelangan pendidikan Islam," sebutnya. Dia meyakini, menghidupkan kembali pendidikan Islam sebagai mercusuar dunia akan mampu mengembalikan era kejayaan Islam.

Sedangkan Direktur Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, Nazreen Nawaz mengatakan, saat ini seluruh dunia tengah dilanda krisis pendidikan. Hal ini ditandai dengan minimnya penyediaan infrastruktur pendidikan yang berkualitas, angka buta huruf yang tinggi, gaji guru yang rendah, dan metode pengajaran yang tidak efektif.

Pihaknya juga mengeluhkan rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan Islam yang komprehensif. "Semua ini telah menghancurkan aspirasi pendidikan generasi masa depan umat Islam, sekaligus menyebabkan stagnasi dalam kemajuan dan pambangunan di negara-negara Muslim," katanya.

Menurut Nazreen, krisis pendidikan di negara-negara Muslim disebabkan oleh pemaksaan sistem-sistem pendidikan bergaya kolonial. Sistem tersebut hanya sarana yang digunakan oleh penjajah untuk menanamkan, menyebarluaskan, dan melestarikan budaya sekuler pada generasi muda Muslim.

"Rezim demi rezim kepemimpinan sekuler di dunia Muslim terus-menerus menerapkan sistem pendidikan warisan penjajah tersebut," kritiknya. Apalagi sistem pendidikan itu tidak memiliki visi yang tulus untuk melayani kebutuhan pendidikan rakyat dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.

Nazreen menilai sudah saatnya umat Islam berupaya mendorong dikembalikannya sistem pendidikan Islam. "Karena itu, kita melakukan kampanye global untuk menghidupkan kembali abad keemasan dalam pendidikan dan kemajuan Islam," tandasnya. [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Gibran Tidak Layak dan Tidak Boleh Dilantik Menjadi Wakil Presiden

Sabtu, 21 September 2024 | 08:09

UPDATE

Masuk Komite III DPD, Komeng Bakal Perjuangkan Hari Komedi Nasional

Selasa, 01 Oktober 2024 | 14:04

Kadis Pendidikan Polman Diduga Arahkan Guru Dukung Paslon Tertentu di Pilkada

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:57

KPU Harusnya Beberkan Rekam Jejak Dewan Bukan Umur

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:53

IKI Indonesia Naik ke Level 52,48 per September 2024

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:47

Iran Tolak Kirim Tentara ke Lebanon, Optimis Hizbullah Kuat Lawan Israel

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:46

Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Sepak Bola Nasional Makin Maju

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:44

Fokus Perjuangkan Hari Komedi, Komeng Ogah Jadi Pimpinan DPD

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:20

Kekayaan Melonjak, Mark Zuckerberg Resmi Gabung Klub 200 Miliar Dolar Bareng Elon Musk

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:18

BPOM Ancam Cabut Izin Kosmetik Overclaim, Influencer Juga Bakal Dipanggil

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:07

Korban Banjir Nepal Tembus 193 Orang

Selasa, 01 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya