Berita

Bisnis

Relawan Minta Presiden Hentikan Proses Pembentukan Holding Company Bidang Energi

SELASA, 07 MARET 2017 | 07:51 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Duta Joko Widodo meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan proses pembentukan Holding Company bidang energi. Karena tidak masuk akal jika Pertamina dipaksakan tetap menjadi pemimpin dalam BUMN Holding Company bidang energi.

Pasalnya, jelas Kornas Duta Joko Widodo, Joanes Joko, jika mengurus sendiri saja sulit bagaimana Pertamina mengurus perusahaan-perusahaan lain.

"Belum lagi adanya pergerakan di mana SKK Migas, institusi yang mengatur tata kelola hulu migas, juga akan dimasukan dalam Pertamina. Selesai sudah industri migas Indonesia," ujar Joko dalam keterangan persnya pagi ini.


Sebelumnya  Kelompok Relawan Pendukung Jokowi pada Pilpres 2014 ini meminta Presiden membentuk Tim Audit Independen untuk mengungkap seberapa besar kasus yang membelit Pertamina untuk menghindarkan perusahaan plat merah ini menjadi obyek "bancakan" pihaknya yang berkepentingan

Menurutnya, jika Tim Audit Independen menemukan adanya kepentingan besar dari sekelompok orang di bisnis Pertamina, itu artinya sama saja meletakkan perusahaan energi dari BUMN lain ke ketiak para pemilik kepentingan.

"Negara akan berada di bawah kelompok orang yang telah menguasai Indonesia melalui Holding Company bidang energi, jika Pertamina tetap menjadi pemimpin Holding Company tersebut," tandasnya.

Dia menegaskan menguak misteri Pertamina lebih dalam adalah penting dan strategis bagi masa depan permigasan Indonesia dan sekaligus masa depan negara Indonesia.

"Dari kacamata Duta Joko Widodo, sebuah negara terkuasa oleh kelompok nonkonstitusional jika kekuatan energi di negara tersebut dikuasai bukan oleh negara," ungkapnya.

Koordinator Nasional Duta Jokowi sangat menyayangkan para akademisi yang biasanya dianggap netral dalam mengeluarkan pendapat ternyata tidak memberi komentar apapun tentang kasus di Pertamina. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya