Berita

Nasaruddin Umar/Net

Merawat Toleransi (57)

Lain Fanatik Lain Radikal
SENIN, 23 JANUARI 2017 | 10:04 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

MASALAH toleransi sering terganggu oleh pemahaman kita yang keliru ter­hadap beberapa istilah sensitive. Sa­lahsatu di antaranya ialah kesan pe­nyamaan anatara istilah fanatik dan radikal. Cap radikal seribg diberikan kepada orang fnatik dan cap fanatic diberikan kepada orang atau kelompok radikal. Salah dalam meletakkan kat­egori bukannya akan menyelesaikan masalah tetapi justru akan menjadi masalah. Ada orang yang sesungguhnya fanatic beragama, seperti melakukan rangkaian ibadah sunnat, menggunakan atribut keindahan syar’i (tahsiniyyah) seperti memelihara jenggot dan meng­gunakan baju gamis bagi kaum pria dan mengenakan jilbab atau cadar bagi perempuan, terus dicap sebagai kel­ompok radikal. Sejauh belum tampak tanda-tanda ekslusi­fisme dan kekerasan tiak bisa disebut yang bersangkutan sebagai radikal. Sebaliknya jika sudah memenuhi sifat-si­fat radikalisem namun tidak menggunakan atribut tahsini­yah, maka tidak bisa hanya dianggap fanati.

Fanatik ialah orang atau kelompok yang mendisiplinkan diri mengikuti ajaran Islam secara maksimum. Sedangkan Radikal ialah orang atau kelompok yang selalu berusaha mengganti status quo sebuah sistem lama ke sistem baru dengan cara memaksakan kehendak atau melalui kekeras­an. Sepanjang seseorang tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun maka sepanjang itu tidak bisa disebut radikal. Kedua istilah ini perlu jelas khususnya kepada para aparat hukum. Kita tidak menginginkan penyelesaian satu masalah dengan mengorbankan kelompok yang sesungguhnya tidak berdosa. Terkadang orang dicap dengan sesuatu yang negatif dengan segala akibatnya hanya karena istilah yang digunakannya rancu. Misalnya si Aadalah fanatik. Akhirnya si Aharus menanggung akibatnya sebagai orang yang dijauhi sebagian masyarakat karena banyak orang mengindikasikan atau menyamakan antara fanatik dengan radikal, apalagi ter­oris. Padahal, antara pengertian fanatik dan radikal sangat berbeda. Radikal selalu menjadi konotasi negatif, setingkat di bawah teroris. Sedangkan fanatik belum tentu radikal. Bah­kan mungkin ada orang yang fanatik tetapi sikap dan pikiran­nya moderat atau mungkin agak liberal. Radikal tidak pernah mau mengakomodasi garis moderat apalagi liberal.

Agama dan para tokoh di belakangnya juga bisa men­jadi korban karena istilah yang dilekatkan kepadanya. Konotasi jihad dalam vocabulary bahasa Inggeris popul­er sering diidentikkan dengan radikal dan teroris. Akibat­nya, Islam yang begitu luhur nilai-nilainya direduksi men­jadi agama teroris, agama kekerasan, agama radikal, dan istilah negatif lainnya. Contoh lain, kata madrasah selalu dikonotasikan dengan sekolah kelompok radikal yang akan memproduk orang-orang jihadis dalam arti kelompok radikal. Pekerjaan penulis paling berat di sini (AS) ialah meluruskan makna jihad dan madrasah. Baik melalui ce­ramah dan diskusi maupun melalui media cetak dan elek­tronik. Untungnya penulis orang Indonesia, berbagai pihak menganggapnya paling netral berbicara tentang Islam.


Fanatik sesungguhnya berarti orang-orang yang menjalankan ajaran agamanya, khususnya dalam bidang ubudiyah, se­cara konsisten. Mereka istiqamah menutup aurat, menjalank­an seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, dan tetap memberikan ruang bagi orang lain menganut dan mengamalkan ajaran agama mereka masing-masing. Kare­na itu, tidak semua perempuan berhijab, laki-laki berjenggot-berkumis, beratribut Timur Tengah, dan bercelana jingkrang itu beraliran keras (hard liner) atau kelompok radikal. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya