Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan terus berupaya melakukan pemberantasan narkotika dan obat-obatan (narkoba) di Indonesia, terutama wilayah ibu kota.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang jatuh tiap 26 Juni. Menurutnya, jumlah penyalahguna narkoba terbesar ada di Jakarta dan terus meningkat setiap tahun.
Maka dari itu, Pemprov DKI sudah melakukan beberapa upaya pemberantasan, pencegahan, dan pemberdayaan untuk mencegah peredaran narkoba. Ia berharap peredaran narkotik bisa ditekan, terlebih jumlah pemakai dan pengedarnya semakin banyak.
"Kami intensif bekerja sama dengan BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) melakukan berbagai macam kegiatan. Dari pemberantasan, pencegahan, sampai pemberdayaan terus-menerus," ungkap Djarot di kawasan Kota Tua, Jakarta.
Tak hanya itu, Pemprov DKI juga merancang program pemberdayaan masyarakat, salah satunya di Kampung Ambon. Kawasan pemukiman yang pernah menjadi salah satu sarang narkoba terbesar. Menurut Djarot, tempat yang dulu tertutup oleh orang luar kini menjadi lebih baik.
"Mereka yang dulunya sangat tertutup sekarang sudah terbuka banyak aktivitas melawan narkoba," tambahnya.
Sekedar diketahui, di DKI Jakarta berdasarkan data Badan Narkotika Nasional 2014, menempati posisi tertinggi dalam hal penyalahgunaan narkoba. Penyalah guna narkoba di DKI mencapai 4,07 persen dari penduduknya. Dua daerah lain dengan penyalah guna narkoba tertinggi adalah Kalimantan Timur dan Sumatera Utara, masing-masing 3,07 dan 3,06 persen.
Dalam acara ini turut hadir Presiden Joko Widodo, Kepala BNN Budi Waseso, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Menko Polhukam Luhur Binsar Pandjaitan.
HANI pada tahun ini mengusung tema 'listen to children and youth is the first step to help the grow healthy and safe'. Tema tersebut mengandung makna strategi terbaik dalam pencegahan narkotika adalah dengan memprioritaskan anak-anak dan pemuda.
[wah]