Berita

basuki purnama/net

Nusantara

Ahok: Kisruh Bantargebang Berawal Dari Permainan Di Pemprov

KAMIS, 23 JUNI 2016 | 12:22 WIB | LAPORAN: FEBIYANA

Persoalan di tempat pengelolaan sampat terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, terus bergulir.

Terakhir, warga Bantargebang kembali turun ke jalan menghadang empat truk pengangkut sampah milik Pemprov DKI.

Alasannya, mereka tidak terima dengan tonase sampah yang terus melonjak. Padahal, sesuai dengan kontrak perjanjian dengan PT. Godang Tua Jaya (GTJ) selaku pengelola TPST, Pemprov DKI harus mengurangi secara simultan pembuangan sampah di kawasan tersebut.

Perjanjian itu dianggap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama (Ahok), sebagai akar masalah. Dan hal itu dimulai oleh era pemerintahan Sutiyoso (Bang Yos) di Jakarta.

"Dari zamannya Bang Yos tuh," ujar Ahok saat dikonfirmasi di Balaikota Jakarta, Kamis (23/6).

Ahok menyebut kontrak kerjasama dengan PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT Navigate Organic Energy Indonesia (NOEI) menimbulkan banyak persoalan.
Seharusnya Pemprov DKI memutus kontrak dengan mereka. Kini Ahok mengaku curiga ada "permainan" yang dilakukan pihak tertentu di Pemprov DKI bersama dua perusahaan tersebut.

"Kita juga bisa curiga dong ada apa dengan Pemda DKI yang enggak pernah mau bangun incinerator (pembakar sampah), terus-terusan digagalin," lontar Ahok

Ia menganggap penghadangan warga terhadap truk sampah DKI sangat janggal lantaran tanah TPST Bantargebang adalah milik Pemprov DKI. Sedangkan PT Godang Tua Jaya (GTJ) cuma mengelola tanah berdasar perjanjian dengan Pemprov DKI

"Makanya, itu lucu. Sebelum kita mau putuskan, Bantargebang itu tanah siapa? Tanah DKI," tegasnya.

Penghadangan warga terhadap truk-truk sampah milik DKI terjadi sejak kemarin pagi. Mereka menolak rencana swakelola yang akan dilakukan Pemprov DKI Warga meminta operasional dihentikan karena Pemprov DKI melanggar perjanjian membuang sampah dengan batas 2000 ton per hari. [ald]

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya