Berita

foto: net

Nusantara

BNPB Imbau Masyarakat Antisipasi Pengaruh La Nina

RABU, 08 JUNI 2016 | 14:38 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa La Nina berpeluang muncul mulai bulan Juli, Agustus, September tahun 2016 dengan intensitas lemah sampai sedang. Munculnya La Nina ini akan muncul fenomena Dipole Mode Negatif, dimana kondisi suhu muka laut di bagian Barat Sumatera lebih hangat dari suhu muka laut di Pantai Timur Afrika sehingga menambah pasokan uap air yang menimbulkan bertambahnya curah hujan untuk wilayah Indonesia Bagian Barat.

Kondisi dipole mode yang diprediksi akan menguat pada buli Juli hingga September dapat memicu bertambahnya potensi curah hujan di atas normal pada periode musim kemarau (Juli, Agustus, September) meliputi Sumatera Utara Bagian Barat, Sumatera Barat bagian Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawsi Tenggara, dan Papua.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya, Rabu (8/6).


Menurut Sutopo, kondisi itu akan berdampak positif dan negatif. Banjir dan longsor berpotensi meningkat. Sedangkan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan tidak akan sebesar tahun 2015. Selain faktor alam yang mendukung, antisipasi kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2016 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terus dilakukan dengan intensif.

"Bahkan BNPB telah menempatkan dua helicopter dan dua pesawat Air Tractor untuk pemboman air dari udara di Pekanbaru sejak April lalu. Hampir setiap hari helikopter dan pesawat tersebut melakukan pemadaman api di wilayah Riau," ungkapnya.

Saat ini, lanjut Sutopo, kondisi cuaca masih dalam musim pancaroba. Kejadian curah hujan ekterem banyak terjadi di beberapa wilayah sehingga menimbulkan banjir, longsor dan puting beliung. Berdasarkan data sementara, sejak awal tahun hingga 7 Juni 2016 telah terjadi 978 kejadian bencana. Dampak yang ditimbulkan adalah 154 orang meninggal, 233 luka-luka-luka, 1,68 juta jiwa menderita dan mengungsi, dan ribuan rumah rusak akibat bencana.

"Bencana hidrometerologi mendominasi kejadian bencana. Tanah longsor masih menjadi bencana paling mematikan dimana terdapat 53 jiwa orang meninggal. Sementara itu, 52 orang meninggal akibat banjir, dan 34 orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor. Sedangkan bencana geologi yaitu erupi gunungapi menyebabkan 9 orang meninggal akibat diterjang awan panas Gunung Sinabung," ujar Sutopo.

Dia menambahkan, dibandingkan dengan kejadian bencana pada tahun 2015, secara umum kejadian bencana tahun 2016 relatif lebih sedikit. Begitu jumlah korban jiwa akibat bencana. Pada periode yang sama, kejadian bencana tahun 2015 terdapat 1.702 kejadian, 259 orang meninggal, dan 1,22 juta jiwa menderita dan mengungsi. Diperkirakan pada musim penghujan akhir 2016 dan awal 2017 curah hujan akan lebih meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan lebih meningkat.

"Antisipasi menghadapi kemarau basah dan musim penghujan pengaruh La Nina perlu ditingkatkan sesuai dengan tingkat ancaman bencana yang meningkat pula. Sosialisasi juga perlu lebih digalakkan agar masyarakat memahami kondisi terkini terkait ancaman bencana yang akan dihadapi," tukas Sutopo. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya