nasaruddin umar:net
nasaruddin umar:net
TERUSLAH bersabar samÂpai kesabaran menjadi habit atau karakter kita. Sabar adalah salahsatu anak tangga yang mesti diÂlalui oleh orang-orang yang mendambakan ketenangan batin. Sabar juga menjadi anak kunci untuk meraih keÂberuntungan, termasuk keÂberhasilan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sabar dalam Al-Qur'an tidak identik dengan pendiam, atau tidak melawan ketika dianiaya. Substansi sabar ialah melakukan pengendalian diri di saat kita memiliki kemampuan. KemamÂpuan untuk mencekal berbagai keinginan nafsu disaat kita memiliki kemampuan untuk melakuÂkan sesuatu. Misalnya, kita memiliki uang unÂtuk membeli sesuatu tetapi nurani memberikan bisikan bahwa tidak etis membeli sesuatu itu di saat tetangga disekitar kita sedang menderiÂta. Kita memiliki kemampuan untuk membalas tetapi kita maafkan oarang itu. Kita menekan amarah dan mengembalikan segala persoalan kepada Allah Swt.
Tentu saja sabar selalu banyak ujiannya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan keÂpadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Q.S. al-Baqarah/2:155I. Sabar yang sesungguhnya ialah kemampuan untuk mempertahankan kesabaran di tengah ujian-ujian itu. Sabar seperti inilah yang dapat menÂgundang anak tangga berikutnya yang kita kenal dengan wara' yakni sikap proteksi diri yang amat tinggi terhadap dosa dan maksiyat. Orang-orang yang berhasil mempertahankÂan kesabaran sebagai seikap hidupnya maka mereka akan senantiasa bersama dengan AlÂlah Swt. Orang-orang yang sabar akan memÂperoleh keutamaan-keutamaan dari Allah Swt. Jika orang sudah bersama Tuhan otomatis rasa kecewa dan amarah menjauh.
Kalangan ulama membagi sabar kepada tiga bagian, pertama, sabar di dalam melakukan ketÂaatan, baik ketaatan yang bersifat fardlu atau waÂjib maupun ketaatan untuk menjalankan sesuatu yang bersifat sunnat. Kedua, sabar di dalam menÂjauhi dosa dan maksiyat. Ketiga, sabar di dalam menerima cobaan Allah Swt, misalnya cobaan daÂlam bentuk musibah, kekecewaan, atau penyakit. Ujung dari setiap kesabaran adalah kebahagiaan, oleh karena itu kita tidak perlu menjalani hidup ini dengan pesimistik. Kita diminta selalu untuk opÂtimis dan berkarya: "Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. al-Taubah/9:105).
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25