nasaruddin umar:net
nasaruddin umar:net
SETELAH Zaid ibn Hamzah menceraikan isterinya, ZainÂab binti Jahsy, keduanya tetap bersahabat. Ia sama-sama menjadi pengabdi terhadap misi besar yang diemban Rasulullah. Ini pelajaran bahwa perceraian tidak mesti memutuskan persaudaraan keagamaan (ukhuwah islamiyah). Banyak orang yang bercerai tetapi sekaligus melahirkan keretakan keluarga dan persaudaraan. Akan tetapi Zaid dan ZainÂab tetap menjalin hubungan keakraban sebagai sesama umat dan sesama muhajirin.
Setelah keduanya bercerai, maka perinsiwa penting berikutnya ialah Nabi mengawini ZainÂab. Ini artinya perkawinan seorang ayah angkat dengan bekas isteri anak angkatnya, yaitu ZainÂab binti Jahsy. Perkawinan ini juga full meaning karena dalam tradisi Arab Jahiliyah tidak boleh seorang ayah angkat mengawini bekas isteri anak angkatnya, tetapi Nabi merombak tradisi ini dengan mengawini Zainab. Perkawinannya dengan Zainab mematahkan mitos bahwa seÂorang bangsawan, sungguhpun itu bangsawan Quraisy, jika dikawini seorang kelas masyarakat biasa yang bukan bangsawan, apalagi bekas budak, maka hapuslah harapannya untuk menÂjadi perempuan terhormat. Seolah-olah muncul kesan, laki-laki non-bangsawan mantan budak saja menceraikannya, apalagi laki-laki terhorÂmat. Perkawinan Nabi dengan Zainab membuat citra Zainab kembali bercahaya. Bahkan Zainab semakin popular setelah ia dikawini Nabi.
Perkawinan Nabi dengan Zainab direstui AlÂlah Swt dengan turunnya ayat sebagai berikut:
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25