Berita

Gerhana Matahari Total Jadi Bahan Penelitian Bahkan Refleksi Diri

SELASA, 16 FEBRUARI 2016 | 03:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada Rabu, 9 Maret 2016 mendatang.

GMT dengan durasi sekita 2-3 menit tersebut akan melintasi 12 provinsi di Indonesia yakni, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku serta sejumlah kota besar seperti Palembang, Tanjung Pandang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi.

Fenomena alam yang terjadi 350 tahun sekali ini bukan hanya menarik bagi kaum awam, orang metafisika, dan religius saja.
Itu juga menjadi momen penting bagi ilmuwan dan intelektual seperti Astronomi, ilmu bintang, atau ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan peristiwa yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Itu juga menjadi momen penting bagi ilmuwan dan intelektual seperti Astronomi, ilmu bintang, atau ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan peristiwa yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

"Ini juga kesempatan bagi ilmuwan, astronom, intelektual, peneliti untuk mengamati peristiwa di mana matahari dan bulan berada dalam satu garis dengan bumi itu. Jadi wisata pendidikan atau wisata edukasi yang baik bagi bangsa," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya (Senin, 15/2).

Namun, Menpar Arief juga tidak mengabaikan para ahli langit. Cerdik cendekia yang sering menghubungkan kejadian alam dengan supranatural, doa dan keselamatan juga pasti memiliki visi lain di balik peristiwa alam ini.  

Kemenpar sendiri sudah mempromosikan GMT ini sejak akhir 2015. Hasilnya? Banyak hotel yang sudah penuh di 12 titik yang dilalui GMT tersebut. "Bahkan kami sudah berkoordinasi dengan Pelni untuk menurunkan 3 kapal besar sebagai hotel terapung di dekat kawasan yang dilalui GMT," kata Arief Yahya.

Department of Astronomy & Bosscha Observatory, Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W. Premadi membenarkan. Dia menilai, banyak manfaat pendidikan yang didapat oleh masyarakat Indonesia maupun wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Pria yang biasa disapa Nana itu menilai Indonesia mendapatkan rezeki yang tak ternilai, terutama sektor Pariwisata. "Ini peristiwa alam yang amat indah dan langka, serta mengundang orang untuk datang menonton dengan mata kepala sendiri,” ujar Nana.

Nana menambahkan, ada juga pihak yang memanfaatkan GMT untuk penelitian ilmiah, pendidikan, bahkan refleksi diri. "Khusus untuk pendidikan, Universe Awareness for Children (UNAWE) Indonesia menyelenggarakan dua program,” katanya.

Yang pertama, imbuh Nana, pendidikan dan pengamatan GMT bersama sekolah dan masyarakat Poso, yang selama ini perkembangannya banyak terhambat oleh konflik sosial setempat. Sementara untuk yang kedua, pendidikan jarak jauh berupa pemberdayaan guru-guru di sekolah-sekolah di pelosok Indonesia dengan mengirimkan paket edukasi GMT.

"Sebagian besar sekolah penerima paket ini akan terlewati oleh lintasan GMT namun lokasinya yang di pelosok menyulitkan ekspedisi ilmiah ke sana,” kata Nana.

Nana menjelaskan, paket Edukasi GMT berisi materi utama tentang GMT dan materi sains dan matematika yang relevan dengan kurikulum. ”Di situ akan terdapat lima infografik berwarna tentang GMT dan petunjuk aktivitas gerhana matahari yang aman. Akan ada lima kacamata dengan filter yang aman untuk melihat matahari, booklet berwarna berisi penjelasan umum tentang GMT dan sains yang relevan, modul-modul berbagai aktivitas pengamatan gerhana, petunjuk rinci pembuatan alat pengamat sederhana. Memperkaya guru dengan materi pelajaran fisika, matematika, dan ilmu bumi dan antariksa,” bebernya.

Menurut Nana, selain itu akan dalam paket juga akan terdapat peta, jadwal, dan informasi detail lainnya untuk gerhana matahari yang unik untuk setiap lokasi yang dikirimi paket. "Paket itu juga berisi kalender 2016 yang dilengkapi dengan foto-foto astronomis dan jadwal kejadian astronomis. CD berisi banyak file berbagai informasi astronomi yang menarik, lembar kerja guru dan siswa untuk bahan evaluasi hasil belajar,” katanya.

Dia menambahkan ada 40 lokasi tersebar dari Sumatra Selatan hingga Sulawesi Tengah, dari Natuna hingga Timor, yang siap menerima paket dan menjalankan misi pendidikan ini. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya