Pemerintah akan sia-sia menyerukan kepada masyarakat untuk tidak takut terhadap terorisme. Pemerintah sebaiknya fokus mengatasi ketimpangan sosial yang makin parah karena itulah salah satu yang membuat terorisme tumbuh subur di Tanah Air.
"Jangan pakai kaca mata kuda. Ini era proxy war, jangan euphoria. Akar terjadinya radikalisme sampai terorisme adalah ketidakadilan, ketimpangan di seluruh dunia. Jawabannya bukan 'jangan takut terhadap teror', tapi akar tunjangnya yang harus diatasi," kata politisi senior, Rachmawati Soekarnoputri, Jumat (15/1).
Mengenai tragedi Bom Starbucks di kawasan Sarinah, Jakarta, kemarin, Rachma menilai sasaran utama kelompok teroris yang diduga jaringan ISIS itu adalah simbol kepolisian, berupa pos polisi yang berada di lokasi. Hal ini sangat berbahaya, apalagi polisi dianggap publik sebagai lembaga yang tidak bisa dipercaya.
"Diprediksi sejak awal bahwa suka tidak suka, percaya atau tidak, kenyataan orang sudah tidak percaya dengan aparat kepolisian, sejak mencuatnya kasus Budi Gunawan maka marwah korps Bhayangkara ini sirna," katanya.
Menurut dia, citra kepolisian yang terpuruk itu membuat publik makin khawatir tindak kriminalitas akan semakin kerap terjadi.
"Ini diakibatkan hukum tidak berjalan. Selama ini hukum tumpul ke atas dan hanya tajam ke orang kecil," tambahnya.
[ald]