Berita

isis/net

Pertahanan

Jokowi Diingatkan, ISIS Bangkitkan Jaringan Lama Yang Mati Suri

SABTU, 19 DESEMBER 2015 | 12:06 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Jika secara politik konsolidasi kekuasaan berlangsung cukup baik sampai akhir tahun 2015, di sisi lain pemerintahan Joko Widodo punya tantangan berat dalam menangani kelompok-kelompok agama radikal.

"Di tingkat bawah, dalam konsolidasi demokrasi, ada tantangan riil yang harus diberi perhatian serius oleh pemerintah Jokowi. Jokowi kurang memberi perhatian pada gerakan radikal yang masih atasnamakan Islam," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Alimun Hanif, dalam diskusi "Menjaga Ingatan: Ekonomi dan Politik 2015" di Menteng, Jakarta, Sabtu (19/12).
 

Dia melihat adanya komitmen menjaga Bhineka Tunggal Ika dalam Nawacita (sembilan program prioritas Jokowi-JK). Namun, menurut dia dalam visi itu Jokowi kurang memberi perhatian pada gerakan radikal. Karena pemerintah pusat kurang membatasi ruang gerak gerakan radikal, di daerah-daerah muncul gerakan yang mendesak kepala daerah mengeluarkan kebijakan-kebijakan intoleran.

"Misalnya, desakan kepada Walikota Bogor untuk pelarangan pelaksanaan Asyura, yang diaosiasikan dengan Syiah," ujar Alimun.

Dia akui jumlah konflik beragama memang berkurang di tahun 2015, usaha menggolkan Perda bernuansa agama tertentu juga semakin sedikit. Tetapi gerakan radikal di daerah-daerah tertentu tetap punya pengaruh besar.

"TDi Bandung, Bogor, Tasikmalaya. Kalau tidak kita berikan perhatian, akan jadi tantangan serius bagi pemerintahan Jokowi," ucap pria yang juga analis Timur Tengah ini.

Ia menambahkan, organisasi Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) menjadi magnet baru bagi para penganut ajaran Islam radikal. ISIS bisa membangkitkan lagi jaringan-jaringan teroris lama yang sempat "mati suri" di Indonesia.

"Banyak jaringan lama yang mati suri lalu bergabung dengan ISIS," ungkapnya. [ald]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Muhibah ke Vietnam dan Singapura

Selasa, 08 Oktober 2024 | 05:21

Telkom Investasi Kesehatan Lewat Bantuan Sanitasi Air Bersih

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:35

Produk Olahan Bandeng Mampu Datangkan Omzet Puluhan Juta

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:15

Puluhan Anggota OPM di Intan Jaya Kembali ke NKRI

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:55

70 Hakim PN Surabaya Mulai Lakukan Aksi Mogok

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:30

Gotong Royong TNI dan Rakyat

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:15

Pemerintahan Jokowi Setengah Hati Bahas Kesejahteraan Hakim

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:50

Perkuat Digitalisasi Maritim, TelkomGroup Hadirkan Satelit Merah Putih 2

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:20

Prabowo Harus Naikan Gaji Hakim Demi Integritas dan Profesionalitas

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:55

Tertangkap, Nonton Perayaan HUT ke-79 TNI Sambil Nyopet HP

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:35

Selengkapnya