Berita

nasaruddin umar:net

POTENSI KONFLIK KEAGAMAAN (23)

Liberalisme

KAMIS, 26 NOVEMBER 2015 | 09:15 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

SECARA umum liberalisme sering diartikan sebagai fa­ham yang berusaha memilih kebebasan berprilaku (try to keep a liberal attitude) den­gan menonjolkan sikap fair-minded, open-minded dan toleransi. Begitu besar toler­ansinya sehingga kebatilan dan kekufuran pun ditoler­ansi. Liberalisme dalam pengertian popular ialah faham yang mengedepankan kebebasan dan acuannya hanya kepada dasar-dasar Hak Asasi Manusia (HAM) dan HAM pun dibatasi pada hu­manitarianisme atau dalam bahasa filsafat dis­ebut antropocentrisme. Antroposentrisme ialah faham serba manusia. Yang bisa memanusiakan manusia ialah manusia itu sendiri. Manusia da­lam faham ini tidak membutuhkan kekuatan luar di luar diri manusia seperti Tuhan, Dewa, agama untuk memanusiakan diri manusia. Kebalikan dari faham ini ialah teosentrisme, yaitu faham yang serba Tuhan (jabariyah).

Pemahaman liberalisme seperti ini sangat membahayakan kehidupan agama dan berbag­sa. Islam yang mengenal Tuhan sebagai sum­ber nilai-nilai kebenaran paling tinggi dan bangsa Indonesia yang menganut faham dan ideology Pancasila, tentu tidak sejalan dengan faham lib­eralisme di atas. Kewajiban manusia untuk me­nyembah Tuhan dan keharusan warga Negara Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai luhur buda­ya dan agama membuat liberalisme sulit tumbuh di bumi Indonesia. Namun demikian, liberalisme memiliki banyak "topeng" yang bisa dicermati se­cara kritis. Boleh jadi seseorang berteriak-teriak anti liberalisme tetapi pada saat bersamaan ia menjadi bagian dari gaya hidup liberalisme. Se­baliknya mungkin ada kelompok mengatasnama­kan diri sebagai kelompok liberal tetapi sesung­guhnya ia termasuk anti liberalisme. Seseorang yang muslim sejati dan warga Indonesia seja­ti rasanya tidak akan pernah mungkin menjadi orang liberalis tulen. Tidak mungkin liberalisme bisa satu atap dengan nilai-nilai luhur agama dan budaya Indonesia.

Liberalisme dalam arti ekstrim sebagaimana didefinisikan di atas mungkin tidak perlu dikha­watirkan secara berlebihan. Namun liberalisme dalam sub-sub atau unit-unit kehidupan tertentu bisa dicermati. Setiapkali pertimbangan rasio har­us dikedepankan dan memaksa kelompok-kel­ompok sistem nilai lain untuk menyesuaikan diri maka sesungguhnya ini merupakan perwujudan liberalisme. Liberalisme bisa meminjam bahasa agama dan bahasa politik di dalam menjabarkan nilai-nilainya. Liberalisme bisa bersembunyi di be­lakang HAM, kesetaraan jender, demokrasi, local wisdom, Tafsir, dan Ushul Fikih. Bahkan lebih rig­id bisa menggunakan istilah teknis agama seperti konsep al-maqashid al-syari’ah dan al-mashlahat al-'ammah.


Dampak liberalisme dalam kehidupan masyarakat bisa terlihat dan terasa pada saat kita menyaksikan sikap masyarakat tidak merasa miris menyaksikan penderitaan saudaranya, rela membangun istana di atas puing-puing ke­hancuran orang lain, dan berdosa dan bermak­siyat sambil terbahak-bahak, dan tidak terbe­bani dengan kehancuran relasi bisnisnya, dan berpesta di atas kekalahan orang lain. Toler­ansi sejati semakin mahal, lembaga-lembaga paguyuban semakin mati suri, ikatan-ikatan pri­mordial semakin loyo, keimanan masyarakat semakin dangkal yang dapat diukur dengan mudahnya larangan dilanggar dan sulitnya per­itah Tuhan dilaksanakan. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya