Berita

mendes (tengah)

Mendes Marwan Bicara Kerjasama Pembangunan Desa di Forum Saemaul

RABU, 25 NOVEMBER 2015 | 17:34 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar menjadi pembicara di Global Saemaul Leadership Forum (GSLF) 2015 di Hotel Inter- Burgo, Daegu, Republic Korea.

Forum GSLF ini diselenggarakan oleh Ministry of the Interior, Pusat Saemaul Undong Korea, Pemerintah Kota Daegu dan disponsori Ministry of Foreign Affairs, Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, Rural Development Administration, Gyeongsangbuk-do, dan KOICA.

Forum yang melibatkan 48 negara ini akan mendiskusikan strategi pembangunan berkelanjutan desa-desa di dunia, termasuk Indonesia yang tahun 2015 mulai gencar menjadikan desa sebagai basis pembangunan nasional.


Dan GSLF 2015 merupakan forum pertemuan negara-negara dan para pemimpin Saemaul Undong di dunia.  Pemerintah Republik Korea memiliki konsep Saemaul Undong, yakni suatu gerakan mental Desa Membangun yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

"Forum ini untuk berbagi semangat membangun desa yang dilakukan di seluruh dunia. Kerja sama lintas negara sangat perlu ditingkatkan," ujar Menteri Desa, Marwan Jafar di Korea, Selasa (24/11) waktu Indonesia.

Dalam pertemuan itu, Menteri Desa, Marwan Jafar menyampaikan program kerja sama terkait pembangunan desa. Di antaranya;  program peningkatan kapasitas sumber daya manusia; Kerjasama pembangunan kawasan perdesaan dengan menggunakan model pemberdayaan masyarakat, seperti Saemaul Undong (Gerakan Desa Baru).

"Tak hanya itu, juga program peningkatan infrastruktur, ekonomi, social dan budaya; Penelitian dan pembelajaran bersama mengenai pembangunan perdesaan; dan saling kepentingan mengenai pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi yang dapat diputuskan bersama secara tertulis," papar Marwan.

Tahun ini pertemuan yang kedua kalinya.  Forum GSLF ini untuk mencari strategi pembangunan yang berkelanjutan.  Rangkaian acaranya terdiri dari Seminar, Pertemuan Tingkat Tinggi, Pertemuan Sosial antar Negara dan Pemimpin Saemaul Global, Pameran Teknologi Pertanian, dan lain-lain.

Dari hasil pertemuan lintas negara ini, Menteri Marwan mengatakan, ada konsep dan strategi yang bisa diterapkan di Indonesia. Apalagi, Saemaul Undong telah diakui Organisasi PBB Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)  sebagai model pengembangan ekonomi yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Konsep ini mampu membawa Korea yang tadinya negara miskin, menjadi negara sangat maju,” ujarnya.

Desa-desa di Indonesia, kata Marwan Jafar, peluangnya sangat besar untuk menjadi basis pembangunan nasional.  Sebanyak 74.093 desa memiliki karakteristik dan kondisi potensi alam yang berbeda-beda. Dari sektor agraris, Indonesia memunyai lahan pertanian dan perkebunan yang bisa digarap untuk ketahanan pangan.

"Apalagi dari sektor pariwisata, masyarakat desanya juga sudah siap menyambut kedatangan wisatawan. Jadi tidak ada alasan lagi di masa datang, pertumbuhan ekonomi desa diragukan lagi," ujarnya.

Indonesia sendiri sudah mengadopsi konsep Saemaul Undong  sejak tahun 2008, yakni di Yogyakarta, terutama pembangunan desa di Kabupaten Gunung Kidul. "Dan konsep ini, memiliki spirit yang sama dengan Undang Undang Desa yang memberikan ruang besar kepada desa untuk melakukan perubahan,” ujar Menteri Desa.

Kunjungan Menteri Desa Marwan Jafar, selain didaku menjadi pembicara dalam forum GSLF 2015, juga diagendakan secara khusus melakukan pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian, Pangan dan Perdesaan Republik Korea serta KOICA untuk secara lebih lanjut membahas realisasi kerjasama yang telah direncanakan sebelumnya.

"Dari kunjungan ini, diharapkan akan kian mempererat serta memperkuat hubungan bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Korea untuk saat ini dan masa yang akan datang," tandasnya.  [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya