nasaruddin umar:net
nasaruddin umar:net
JIKA nilai-nilai keindoneÂsiaan dan nilai-nilai keagamaan dibiarkan tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat maka pada saatÂnya akan melahirkan keteÂgangan dan konflik antar sesame warga dan umat. Bagaimanapun juga, situasi seperti ini sebaiknya tidak akan pernah muncul di bumi Indonesia yang diÂtakdirkan bersuku-suku bangsa dan terdiri dari ribuah pulau, ditambah dengan agama dan keÂpercayaan yang sedemikain banyak.
Berangkat dari kenyataan ini, maka para the founding fathers kita menahan diri untuk tidak terburu-buru menjadikan negeri ini sebaÂgai Negara agama (Islam) walapun Islam adaÂlah agama mayoritas mutlak dianut dinegeri tercinta ini. Keluhuran niat dan kearifan sikap harus selalu menjadi contoh bagi para generasi baru bangsa ini. Para penganjur agama sejak masa Proto-Indonesia sampai kemerdekaan berhasil diraih, tokoh-tokoh bangsa ini selalu menekankan arti penting persatuan dan kesÂatuan bangsanya. Mereka sangat sadar bahÂwa tanpa persatuan dan kesatuan maka tidak mungkin bangsa ini terwujud seperti sekarang ini. Kehadiran bangsa Indonesia harus disyukuÂri oleh seluruh umat dan warga bangsa. Tidak mungkin kita bisa melakukan fungsi kita sebaÂgai hamba ('abid) dan representative Tuhan sebagai pemimpin jagat raya (khalifah) tanpa sebuah wadah (baca: Negara) yang ideal unÂtuk mereka.
Kita perlu belajar dari banyak contoh yang sangat memprihatinkan, umat beragama sulit menjalankan ibadahnya yang sangat asasi itu karena negara tempat tinggalnya porak-poranÂda, mereka sulit mempelajari dan mendalami kitab sucinya karena tidak memiliki lembaga pendidikan yang ideal. Mereka tidak bisa berÂmimpi menunaikan rukun Islam kelima, haji, karena yang mau dimakan saja sulit. MereÂka tidak bisa membayar zakat karena dirinya masih termasuk mustahiq, sasaran pemberian zakat. Mereka sulit menyelenggarakan shaÂlat Jum’at karena mungkin tidak punya masjid, imam atau khatib, atau mungkin karena merasa tidak aman keluar rumah, seperti yang dialami saudara-sudara kita di Timur-Tengah yang tenÂgah bergolak.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25