Berita

Pemerintah akan Terus Lindungi Industri Tekstil dari Impor Produk Ilegal

KAMIS, 29 OKTOBER 2015 | 16:40 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Sampai triwulan II 2015, investasi di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) telah mencapai Rp 3,95 triliun dengan komposisi  55,8 persen untuk PMA dan 44,2 persen untuk PMDN.

Industri ini menciptakan Devisa Negara senilai USD 12,74 miliar dan secara kumulatif mampu memberikan kontribusi sebesar 1,22 persen terhadap perekonomian nasional. Lapangan kerja yang tercipta mencapai 10,6 persen dari tenaga kerja industri manufaktur.

Karena itu Pemerintah akan terus melindungi industri tekstil nasional dari impor produk ilegal. Selain merugikan negara, impor tektil ilegal juga mengikis daya saing tekstil nasional dan mengancam produktivitas serta lapangan kerja.


Penegasan itu disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan pabrik tekstil PT Dynic Textile Prestige di Bekasi, Jawa Barat, kemarin.

"Industri tekstil adalah industri padat karya. Jika kita tidak tegas, taruhannya adalah mata pencaharian pekerja dan investasi triliunan dari pengusaha yang sudah percaya pada prospek bisnis di Indonesia," tegasnya.

"Penindakan (pada impor ilegal) harus dilakukan, apalagi jika melihat bahwa industri tekstil kita memenuhi kebutuhan sandang dalam negeri hingga 70 persen," sambung Menperin.

"Investasi TPT yang hampir Rp 4 triliun, nilai devisa Rp 172 triliun dan serapan tenaga kerja itu sangat berarti dan harus dilindungi," katanya lagi.

Perkuat Otomatif

Investasi oleh Dynic Textile merupakan investasi baru sektor TPT di Indonesia dan termasuk dalam kategori sektor non-woven textile. Realisasi penanaman modal ini menambah kedalaman struktur industri Tekstil dan Produk Tekstil Nasional.

Produk non-woven textile Dynic sendiri berinvestasi di Indonesia pada sektor yang diaplikasikan untuk keperluan otomotif seperti plafon dan jok.

"Jadi ini adalah middle-industry dan memasok ke pabrikan sebagai original equipment. Dynic jeli  masuk ke industri yang masih kosong karena selama ini kita mengimpor pelapis ceiling mobil," kata Menperin.

Kementerian Perindustrian juga meminta agar perusahaan ini memperluas produk ke berbagai kebutuhan lainnya seiring dengan meningkatnya permintaan pasar.

"Dynic Textile turut memperkuat struktur industri otomotif yang memberikan nilai tambah lebih besar di dalam negeri," kata Dirjen IKTA Harjanto.

Perusahaan ini merupakan joint venture Jepang dan Thailand yaitu antara Dynic Corporation (51persen), Textile Prestige Public Company Limited/TPCORP (44 persen) dan SPI yang merupakan Holding Company dari TP CORP (5 persen).

Nilai investasi saat ini USD 14 juta dan selanjutnya akan menambah investasi sebesar USD 4 juta pada phase 2 dan 3.

"Pendirian pabrik di sini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk melokalisasi produksi. Indonesia juga diyakini menjadi negara produsen otomotif utama," ulas Nicholas Tan, HOD Sales and Marketing Department Textile Prestige.

Kemenperin berharap semakin banyak produsen TPT dalam negeri yang dapat melakukan diversifikasi pada produknya sehingga industri TPT berbasis teknologi tinggi dapat berkembang, mengingat semakin meningkatnya kebutuhan produk advanced textile baik di pasar nasional maupun global. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya