Berita

ilustrasi/net

On The Spot

Evakuasi Crane Jatuh Berlangsung 10 Jam

Terjadi di Proyek Jalan Layang Busway
JUMAT, 16 OKTOBER 2015 | 08:32 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Garis polisi melintang sekitar 10 jam di Jalan Kyai Maja, Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Musababnya, sebuah alat berat jenis crane di proyek jalan layang khusus busway Ciledug- Blok M-Tendean, jatuh dan menimpa sebuah rumah milik pensiunan polisi, Irjen Roni Lihawa.

Memang tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, insiden ini patut mendapat per­hatian agar peristiwa serupa tak terulang. Jika terulang, bukan tak mungkin, bakal menelan korban jiwa.

Yang pasti, belalai crane menimpa atap rumah berlantai dua milik bekas anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu. Dari depan rumah, tidak terlihat kerusakan hebat. Siku atap beton berukuran tiga meter, terlihat gompal.

Namun, gompalan beton jatuh ke bagian depan. Sebuah mobil Nissan Serena berwarna silver dengan nomor polisi B 1426 SRC yang parkir di halaman tertimpa beton dan puing. Kap mobil itu penyok.

Kerusakan cukup parah terjadi di atap belakang, ambrol men­impa dua ruangan, yakni sebuah kamar tidur dan ruang keluarga. Tapi, tidak ada orang bermalam di ruangan tersebut. Saat itu, keluarga Roni Lihawa berada di ruangan lainnya.

Di bagian dalam, material plafon seperti papan kayu dan genteng, berhamburan di kedua ruangan itu. "Di lantai dua, plafon jatuh. Di ruang keluarga dan di satu kamar. Anak yang punya rumah lagi tidur di kamar lainnya. Jadi tidak terluka," ucap Wakapolsek Kebayoran Baru Kompol Nurdin AR di lokasi kejadian.

Sekitar dua bulan ini, mobil crane yang roboh itu bekerja keras setiap malam tepat di depan rumah itu. Crane berwarna kuning pucat itu digunakan untuk mengangkat beton dalam pem­bangunan jalan layang khusus Bus Transjakarta koridor XIII.

Di sekitar tempat kejadian, tiang-tiang penopang jalan layang sudah terbangun. Crane yang jatuh itu digunakan un­tuk mengangkat bagian-bagian beton guna dirangkai menjadi tiang-tiang.

Pada Rabu malam (14/10), mobil crane berusia 15 tahun itu, rencananya dipindahkan dari koridor 13. Namun, saat mobil ingin dipindahkan, crane tergelincir dan miring sekitar 45 derajat, sehingga belalainya jatuh ke arah rumah Roni.

Saat pelaksanaan olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin, polisi menduga ada kesalahan manusia pada jatuhnya crane terse­but. Terutama, saat operator ingin memindahkan crane. Dugaan itu terlihat pada posisi crane yang belum disinkronkan dengan kon­disi jalan yang tidak rata. "Jadi, jalannya agak miring, tambah di atas ada angin," kata Nurdin.

Atas musibah itu, operator mau­pun kontraktor sudah dimintai keterangan oleh petugas kepolisian. Menurut Nurdin, pihak kontraktor dari PTPembangunan Perumahan (PP) sudah berkoordinasi dengan pemilik rumah. "Sekarang sedang penyelesaian antara pihak-pihak terkait," kata Nurdin.

Babe, penjaga parkir di toko waralaba di lokasi itu menceri­takan, proses negosiasi ganti rugi antara korban dengan pihak kon­traktor berlangsung alot.

Usai polisi melakukan olah TKP, jalan tersebut kembali dibuka tepat jam tiga sore. Usai ditutup pascakejadian sekitar jam setengah dua dini hari. Tentunya, setelah mobil crane berhasil di­evakuasi ke tepi badan jalan.

Proses evakuasi alat berat pengangkut beton itu berlangsung cukup lama. Perlu dua alat crane pembantu untuk mengangkat rangkaian belalai yang melin­tang jalan dan menimpa rumah. Belalai tersebut dipotong hingga mudah diangkut menggunakan truk. Sementara, proyek penger­jaan jalan layang berhenti total.

Selama proses evakuasi, pihak kontraktor sempat menutup area kecelakaan dengan papan seng. Jalan pun ditutup. Alhasil, kemacetan parah tidak terhindarkan. Arus kendaraan dari arah Kyai Maja menuju Kebayoran Lama dialihkan dengan cara me­mutari area Taman Puring menuju Jalan Gandaria III. Proses reka­yasa lalu lintas itu berlangsung sejak pagi hingga jam tiga sore.

Azan Ashar berkumandang, penanda shalat itu bertepatan dengan dibukanya garis polisi yang melintangi jalan Kyai Maja. Namun, garis polisi masih melilit alat crane yang kedua sisi bannya sudah menapak ke tanah pascamenimpa rumah warga.

Meskipun jalan sudah dibu­ka, kemacetan tetap terjadi. Pasalnya, jalan selebar lima meter itu hanya bisa digunakan separuhnya. Soalnya, alat crane hingga kemarin sore masih be­rada di area tersebut. Tidak hanya itu, beberapa pekerja proyek masih sibuk melakukan pemotongan bagian-bagian belalai agar mudah dievakuasi dari jalan.

Pantuan Rakyat Merdeka, ada empat buah crane yang parkir di spot proyek dekat tempat berbelanja, Taman Puring. Tiga di antaranya terlihat kokoh dan muda, dengan cat warna biru yang terlihat masih kinclong. Ketiga crane itu berdiri kokoh di tepi badan jalan, bahkan membantu proses evakuasi satu crane yang jatuh.

Sedangkan Crane kuning yang jatuh itu tampak sudah tua. Terlihat dari model lampu depan yang masih bulat. Catnya sudah kusam. Sedangkan tiga crane biru lampunya sudah berbentuk kotak. Warnanya pun masih kinclong.

Di tempat kejadian perkara, Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Bina Marga DKI Heru Suwono menyatakan, crane tersebut berusia 15 tahun dan masih layak digunakan. Bahkan, alat itu diangggap masih mampu mengangkat beban hingga 150 ton.

Kesimpulan sementara, crane tersebut jatuh karena faktor hu­man error. Saat itu, kata Heru, setelah pekerjaan selesai, crane akan digeser. Namun, pin lock tidak kencang, sehingga lepas dan crane roboh menimpa ru­mah. "Struktur jalan di sini tidak berpengaruh," kata Heru.

Menurutnya, crane roboh saat pegawai selesai bekerja, kemu­dian memasang segmental box gearder dan hendak memarkir mobil crane. Namun, gara-gara pin lock tidak kencang, crane miring dan jatuh.

Heru juga menyatakan, pihak Bina Marga DKI akan mengganti rugi sepenuhnya. "Kami akan bertanggung jawab atas kerugian yang ada," tutup Heru.

Panjang 9,8 KM, Anggaran Rp 2,3 T
Jalan Layang Busway Ciledug-Tendean

Jatuhnya alat berat crane hingga menimpa sebuah rumah di kawasan Taman Puring, Jakarta Selatan merupakan bagian dari proyek jalan layang khusus Bus Transjakarta koridor 13 Ciledug-Tendean.

Saat peletakan batu pertama proyek ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan, angka 13 bukan angka sial. Melainkan angka yang baik dalam menen­tukan sebuah kebijakan.

"Apalagi ada 211 pilar yang akan dibangun kalau dijumlah­kan secara bersamaan. Dengan ini, ground breaking jalan layang busway Ciledug-Blok M-Tendean dimulai," ujar Djarot saat peletakan batu pertama proyek itu di bawah fly over Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (10/3).

Tidak khawatir soal angka, Djarot takjub atas pembangu­nan jalan layang itu. Pasalnya, menurut dia, jalan itu men­jadi jalan layang terpanjang di Indonesia. Panjangnya, mencapai 9,8 kilometer.

Bekas Walikota Blitar itu menyatakan, pembangunan jalan layang tersebut merupakan sejarah yang diukir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Walaupun, harus mengorbankan kepentingan rakyat berupa kemacetan saat proses pembangunan.

"Jembatan layang ini paling panjang yang dilakukan Republik Indonesia, yaitu 9,8 kilometer. Karena kita jadi saksi dan pelaku sejarah," kata Djarot saat melakukan pidato di lokasi pengeboran tiang jalan layang busway Ciledug-Tendean.

Proyek yang dilakukan da­lam delapan paket itu meng­gunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI sebesar Rp 2,3 triliun, dalam delapan paket. Dia ber­harap agar setiap paket saling bekerjasama, sehingga pada September 2016 bisa rampung.

"Delapan kontraktor yang terpilih supaya bekerja se­cara maksimal, profesional dan tunjukkan kepada rakyat Indonesia kalau kita mampu, dan tidak kalah dari kontraktor dari luar," katanya.

Jalan layang ini akan memi­liki total panjang lintasan 9,8 kilometer yang terbentang dari Ciledug hingga Jalan Kapten Pierre Tendean. Lebarnya sem­bilan meter dan tinggi sekitar 12 hingga 20 meter.

Selain membangun jalur khusus Bus Transjakarta layang Ciledug-Tendean, Dinas Bina Marga juga merencanakan tiga jalur layang lainnya, yaitu Tendean-Kalimalang, Manggarai-Depok, dan Kampung Melayu-Pulogebang. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya