Berita

ilustrasi/net

On The Spot

Terminal Pulogebang Masih Sepi Penumpang

Jadi Tempat Keberangkatan Pemudik
SENIN, 13 JULI 2015 | 11:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Robiatna menarik koper menuju ruang tunggu penumpang di lantai 4 gedung B, Terminal Pulogebang, Jakarta Timur. Keluar dari lift, mereka langsung menuju sisi utara. Ruang tunggu tersebut nyaris kosong. Deretan bangku besi yang terletak di bagian tengah hingga ke belakang, tak berpenghuni.

Ketika Robi dan istri ke­luar lift, hanya ada seorang ibu bersama anaknya. Di bagian utara ruangan, hanya terdapat sepasang suami istri, bersama seorang anak mereka. Mereka duduk di deretan kursi besi, yang berada di sebelah kanan. Ia kemudian membawa istri dan anaknya duduk tak jauh dari pasangan tadi.

Di belakang mereka terlihat lima bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang mengan­tarkan penumpang ke sejumlah tujuan. Di sisi kiri luar ruang tunggu, hanya terdapat dua bus AKAP lainnya.

Tidak terlihat hilir mudik bus AKAP mengangkut penumpang. Padahal saat ini sudah memasuki musim mudik lebaran. Terminal Pulogebang ditetapkan sebagai salah satu terminal bantuan keberangkatan penumpang arus mudik lebaran 2015.

Terminal bantuan lainnya yakni Terminal Rawamangun, Pinangranti, Terminal Pasar Minggu, Terminal Muara Angke, Grogol, Rawabuaya, Tanjung Priok dan Tanah Merdeka.

Selain itu, 10 pool perusahaan otobus (PO) AKAP ditetapkan sebagai terminal bantuan. Yakni pool PO Garuda Mas, Kramat Djati, Gunung Mulia Raya, Gunung Harta, dan Primajasa, Safari Darma Raya, dan Sinar Jaya Megah Langgeng. Sedangkan terminal utama keberangkatan tetap di Pulogadung, Kampung Rambutan dan Kalideres.

Kepala Tata Usaha Terminal Pulogebang, Erwansyah men­ganggap wajar jika Terminal Pulogebang masih mudik pada arus mudik lebaran kali ini. Sebab, Terminal Pulogebang hanya terminal bantuan.

Terminal Pulogebang dibangun untuk menggantikan Terminal Utama Pulogadung. Hingga kini, Terminal Pulogadung masih beroperasi dan belum direvitalisasi. Rencananya, setelah dire­vitalisasi, Terminal Pulogadung hanya menjadi terminal da­lam kota dan busway. Terminal luar kota akan dipindahkan ke Terminal Pulogebang.

Alasan lainnya, menurut Erwansyah, Terminal Pulogebang belum diresmikan meskipun pembangunan fisiknya sudah selesai sejak dua tahun lalu.

"Terminal ini kan dirancang untuk menggantikan Terminal Pulogadung. Kalau di sana masih operasi seperti biasa, sementara di sini juga belum diresmikan, ya wajar terminal ini jadi sepi," ujar Erwansyah saat ditemui di ge­dung C Terminal Pulogebang.

Terminal Pulogebang belum diresmikan lantaran belum men­gantongi izin dari Kementerian Perhubungan. "Izinnya mesti dari Menteri Perhubungan. Sampai sekarang sudah beberapa kali kami ajukan, tapi belum disetujui juga. Kami tidak tahu kenapa bisa begitu," katanya heran.

Lantaran belum berizin, bus-bus AKAP belum membuka perwaki­lannya di Terminal Pulogebang. Hingga kini baru 73 PO yang mendaftar untuk membuka perwakilan di sini. Padahal, di Terminal Pulogadung, PO bus yang beroperasi sebanyak 161. "Untuk bisa memindahkan trayek mereka ke sini, harus ada izin operasional terminal dulu," paparnya.

Menurut Erwansyah, dari segi kapasitas Terminal Pulogebang sangat memadai. Bisa menam­pung 2 ribu penumpang dan 1.000 bus setiap hari dengan sistem tendang. "Bus-bus terse­but kami atur agar paling lama 1 jam berada di kawasan termi­nal," terangnya.

Fasilitas di terminal ini juga sudah lengkap. Ada empat zona di terminal ini. Zona pertama diperuntukkan bagi para sopir bus. Di gedung A ini disediakan ruang kesehatan, dan tempat intirahat bagi para sopir bus.

Zona 2 tempat pemberangka­tan dan kedatangan bus AKAP, serta ruang tunggu penumpang yang letaknya di lantai 4 gedung B. Di gedung ini juga terdapat tempat pembelian tiket, yang berada di lantai 3. Di kawasan ini dilengkapi pintu gerbang elek­tronik. "Hanya penumpang yang memiliki tiket yang bisa masuk ruang tunggu bus," katanya.

Zona ketiga merupakan tem­pat kedatangan penumpang luar kota, keberangkatan penumpang dalam kota, kantor pengelola terminal, dan kawasan untuk angkutan dalam kota yang be­rada di luar gedung C.

"Penumpang harus naik ke atas, dan menunggu di lantai 4 ge­dung C ini, untuk bisa angkutan umum dalam kota," tukasnya.

Sementara zona terakhir ada­lah gedung D. Tempat ini husus untuk bus Transjakarta Koridor 11. Loket tiket, calon penump­ang, dan penumpang transjakarta yang akan keluar kota, berada di gedung ini.

Selain gedung pertama, ke­tiga zona lainnya saling terhubung. "Ini untuk memudahkan masyarakat yang hendak keluar kota turun di zona bus Transjakarta, dan bisa menuju kawasan bus AKAP tanpa harus keluar gedung," kata dia.

Pada gedung B dan C, lanjut dia, rencananya juga akan dileng­kapi dengan kios-kios yang serupa dengan pusat perbelanjaan. Pada lantai 5 gedung C, rencananya juga akan dibangun food court.

Dengan adanya pusat perbe­lanjaan, diharapkan penumpang tidak akan bosan menunggu ke­datangan bus sebab bisa berkelil­ing. "Semua ini baru bisa kami wujudkan, setelah mendapat izin operasi. Maka dari itu kami berharap, izinya bisa segera dikeluarkan," imbuhnya.

Erwansyah menduga izin operasi terminal belum dikeluarkan lantaran masih ada masalah den­gan akses ke tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jarak dari pintu keluar terminal hingga ke tol JORR hanya sejauh 500 meter. Namun sebagian lahan menuju tol itu belum dibebaskan.

Selama belum dibebaskan, bus-bus AKAP setelah keluar dari terminal melalui jalan arteri Sentra Timur dan Jalan Raya Bekasi. Kedua jalan ini cukup lebar sehingga bisa dilalui bus-bus berukuran besar.

"Agar tidak menimbulkan kemacetan, kami juga melaku­kan sterilisasi pada jalur yang dilalui. Kami menerjunkan tim untuk mengatur lalu listas di rute tersebut," tuturnya.

Demi menjamin sterilnya jalur ini, pihaknya juga menerjunkan tim pemantau. Tiap dua jam seka­li, petugas Terminal Pulogebang berpatroli menggunakan sepeda motor atau mobil.

"Kami atur supaya lancar terus. Kami pasangi rambu. Jika menemukan pelanggaran seperti kendaraan parkir di pinggir jalan, langsung kami tindak," ucap dia.

Tanpa Penumpang, Bus Tetap Masuk Terminal

Terminal Pulogebang ditetapkan sebagai terminal bantuan arus keberangkatan pemudik lebaran. Hingga kini penumpang yang berangkat dari terminal megah ini hanya segelintir. Bus-bus AKAP yang ngetem juga sedikit.

Pengurus perusahaan otobus (PO) yang membuka berop­erasi di terminal ini memban­tah ingin hengkang lantaran penumpang sepi. "Masih di sini kok PO yang lain. Kami merasa lebih nyaman beroperasi di Pulogebang, daripada terminal lain," kata pengurus PO Harapan Jaya, Soleh.

Status Terminal Pulogebang yang belum mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan, tak menjadi alasan bagi pengu­rus PO untuk hengkang.

"Nggak ngaruh sih. Tetap ngambil penumpang dari sini. Masing-masing PO ada di sini. Mau ada penumpang, enggak ada penumpang tetap masuk terminal," tandas Soleh.

Dia menyatakan, sejauh ini penumpang yang naik dari terminal ini memang masih sedikit Hanya 3-5 orang setiap harinya. Sebagian besar PO ini mengangkut penumpang dari Terminal Pulogadung.

"Jadi kami sekalian lintas saja dari Terminal Pulogebang. Itu untuk membantu sosial­isasi kepada penumpang agar mereka tahu nanti kalau sudah pindah ke terminal baru," kata dia.

Menurut Soleh, sepinya terminal tersebut tak lepas dari masalah minimnya sosialisasi. Penumpang yang diangkut, ka­ta dia, banyak yang belum tahu Terminal Pulogadung sudah melayani angkutan AKAP.

"Jadinya mereka malas da­tang untuk coba cari tiket di sini. Padahal ada lho penumpang yang rumahnya dekat terminal ini," tukasnya.

Soleh berharap Terminal Pulogadung bisa segera diresmi­kan. Ia melihat terminal ini su­dah sangat siap. "Terminal ini sudah sangat nyaman. Apalagi untuk mudik, penumpang bisa nunggu di ruangan ber-AC. Tempat untuk busnya juga luas. Beda kan sama Pulogadung dan Rawamangun," katanya membandingkan.

Uang Ganti Rugi Lahan Dititipkan di Pengadilan

Pembuatan Akses Tol Dipercepat

Pembangunan Terminal Pulogebang sudah rampung sejak dua tahun lalu. Namun terminal termegah di Indonesia bahkan Asia Tenggara ini belum diresmikan.

Beberapa kali peresmian Terminal Pulogebang tertunda. Dari Maret, Mei kemudian diun­dur sampai Juni. Hingga musim mudik Lebaran, terminal yang ditetapkan sebagai terminal bantuan arus keberangkatan pe­mudik belum juga diresmikan.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menyatakan belum tuntasnya pembebasan lahan untuk akses ke tol men­jadi penyebab dirinya belum meresmikan terminal ini.

Untuk bisa mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan, Terminal Pulogebang harus terkoneksi dengan tol, dalam hal ini Jakarta Outer Ring Road (JORR) atau tol Lingkar Luar Jakarta. Syarat itu ditetapkan agar keberadaan terminal tidak menimbulkan kemacetan.

Basuki mengatakan sudah memiliki solusi untuk mem­percepat pembebasan lahan ini. "Masalah pembebasan lahan yang belum selesai, kami suruh konsinyasi saja. Enggak usah nego lagi, pakai harga apprais­al. Kalau belum bisa, ya kami paksa ambil (uang ganti rugi) di pengadilan negeri," kata.

Basuki berencana menyerahkan pengelolaan Terminal Pulogebang kepada pihak swasta. Menurutnya ini lebih menguntungkan.

"Saya malah mau lelang ke swasta nih," katanya.

Kenapa? "Soalnya Pemprov DKI Jakarta tidak perlu men­geluarkan uang lagi, untuk memperbaiki terminal itu," dalih Basuki.

Pembangunan Terminal Pulogebang menghabiskan anggaran sampai Rp 600 mil­iar. Fasilitasnya memadai di­lengkapi CCTV, ruang tunggu penumpang eksekutif, serta ja­minan calo tidak dapat masuk ke dalam terminal.

Kepala Satuan Sarana dan Prasarana Terminal Pulogebang, Baihaqi mengakui belum dibebaskannya lahan untuk akses ke tol menjadi kendala turunnya izin dari Kemenhub. "Kami menargetkan dapat menyelesaikan proses admin­istrasi persyaratan itu setelah Lebaran tahun ini," tuturnya.

Bersamaan dengan itu, pihaknya tengah menunggu proses lelang oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk pembangunan mal dalam terminal. Dia ber­harap, saat izin operasi keluar, hasil lelang tersebut juga sudah ada. Tujuannya agar pembangu­nan sudah langsung dilakukan.

"Selain mal nantinya terminal ini juga akan dilengkapi dengan jaringan internet tanpa kabel (wifi). Tetapi saat ini masih ada di gedung utama ini saja. Belum mencakup seluruh bagian termi­nal," pungkasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya