Anto berjalan tergesa-gesa menuju loket di depan gedung Cipta, Kementerian Perhubungan di Jalan Merdeka Barat No 8, Jakarta Pusat. Masih dengan nafas tersengal-sengal, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu, langsung duduk di loket pendaftaran mudik gratis.
Anto tak perlu terburu-buru jika mengetahui loket pendafÂtaran mudik gratis bagi pemoÂtor ternyata sepi. Pria berjaket itu kemudian duduk di loket pendaftaran mudik menggunaÂkan kapal laut.
"Yang kapal laut masih ada kan? Gratis kan?" tanya kepada wanita kepada wanita penjaga loket.
"Semarang tinggal arus balik, Surabaya masih banyak," papar wanita penjaga loket.
"Ke Surabaya," jawab Anto sembari membuka tas ranselnya.
Mendapati kuota mudik graÂtis menuju Surabaya masih kosong, membuat Anto sedikit lega. Nafasnya kembali teratur. Dengan tenang, dia membuka sleting tas dan mengeluarkan biodata yang sudah dibundel dalam satu plastik.
Sambil mengeluarkan data diri, Anto bercerita kenapa dia datang terburu-buru. Dia sudah tahu loket pendaftaran mudik gratis di Kemenhub akan ditutup Rabu, 8 Juli 2015. Sedangkan pendaftaran online sudah dituÂtup sejak 1 Juli lalu. "Saya ngga ngerti daftar
online,†katanya.
Ia pun memilih datang langsung ke Kemenhub untuk mendaftar mudik gratis. Berbagai dokumen persyaratan dikeluarkan. Antara lain, fotokopi STNK motor, KTP, SIM C, dan kartu keluarga (KK).
Setiap pemotor hanya bisa mendaftarkan dua orang dewasa dan satu balita. Pendaftar dapat memilih mudik gratis dengan bus, kereta atau kapal. Anto memilih mudik menggunakan kapal dengan waktu keberangÂkatan tanggal 11 Juli dan kemÂbali 21 Juli. Rencananya, Anto akan mudik bersama istrinya ke Surabaya.
Lantaran belum mendaftar
onÂline, Anto perlu mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu. Kemudian, fotokopi persyaraÂtan dicek keasliannya. Sesudah itu, Anto mendapat secarik kertas tanda bukti pendaftaran yang dilengkapi stempel biru Kemenhub.
Proses pendaftaran, pemeriksaan identitas hingga menerbitkan surat bukti pendaftaran mudik gratis, hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Anto mengaku bersyukur masih mendapatkan kuota mudik gratis yang digelar Kemenhub. Pasalnya, hari ini akan ditutup. Belum ada rencana untuk memÂperpanjang loket pendaftaran.
"Alhamdulillah dapat juga. Terima kasih ya Mbak," ujar Anto sambil berlalu pergi meninggalkan loket pendaftaran.
Penjaga loket wanita yang melayani Anto mengungkapkan untuk mudik gratis mengguÂnakan kapal menuju Semarang telah habis. Namun, untuk arus balik masih tersedia di Tanggal 21 Juli, dengan jumlah kuota 142 motor.
"Ke Surabaya masih banyak, yang mau ikutan masih bisa," ajak wanita berambut panjang itu.
Wanita itu menjelaskan, untuk keberangkatan tujuan Surabaya masih tersisa 912 kuota dengan rincian, 732 motor berangkat tanggal 11 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok, dan 180 sisanya pada keesokan harinya.
Tidak hanya keberangkatan, kuota arus balik menggunakan kapal dari Surabaya menuju Jakarta juga terbilang masih banyak. Tercatat, ada 934 kuota tersisa dengan rincian, 732 kuota berangkat pada 21 Juli, sedangÂkan 200 sisanya berangkat pada tanggal 25 Juli.
"Total kuota kapal tahun ini ada 6.250 motor," ujar wanita itu.
Kuota mudik gratis dengan kereta juga masih tersedia. Hingga Senin malam, untuk jurusan Tegal, masih tersisa 121 kuota keberangkatan dan 221 kuota untuk arus balik. Sedangkan Pekalongan, tercatat untuk keberangkatan masuh ada 212 kuota motor dan 296 untuk arus balik.
Jurusan Semarang Tawang, masih ada 53 kuota untuk keÂberangkatan dan 258 kuota untuk arus balik. Mudik menuju Kroya, kuota tersisa hanya untuk arus balik sebanyak 56 kuota saja.
Tujuan Kutoarjo, untuk keÂberangkatan tersisa dua kuota dan arus balik lima kuota saja. Sedangkan menuju Lempuyangan Yogyakarta, tersisa 10 kuota untuk keberangkatan dan 14 kuota untuk arus baliknya.
Terakhir, jurusan Solo Jebres, tersisa 16 kuota untuk keberangÂkatan dan 15 kuota untuk arus baliknya. Totalnya, dari tujuh jurusan mudik tersedia mengguÂnakan moda transportasi kereta api, masih tersisa 1.266 kuota.
Tahun ini, pemerintah menyeÂdiakan jatah kuota kereta sebesar 4.900 motor. Namun, kuota tersebut hanya menggratiskan untuk pengangkutan motornya saja. Sedangkan untuk orangnya tetap bayar.
Untuk kereta api jalur utara tiketnya seharga Rp 130 ribu, sedangkan jalur selatan seharga Rp 80 Ribu.
Hingga Senin, mudik graÂtis dengan bus sudah ditutup. Pemudik akan diangkut dengan bus. Sedangkan motornya dengan truk.
Agung, petugas penjaga loket mudik gratis dengan bus menÂgungkapkan kuota 2.900 kursi sudah ludes dipesan warga. Pada, masa pendaftaran mudik gratis masih dibuka hingga tangÂgal 8 Juli.
Lantaran kuota sudah habis, Agung tak melayani pendaftar lagi. "(Loket) masih buka untuk rekap data saja," ujar Agung.
Suasana di loket pendaftaran mudik gratis di lobby gedung Cipta Kemenhub semakin sore semakin sepi. Loket pendaftÂaran buka hingga jam tiga sore. Sebelumnya, loket buka hingga habis jam kantor karena pendafÂtar membludak.
Berangkat Naik Motor, Pulang Numpang KapalEdi Purnama celingukan di depan loket mudik gratis di Gedung Cipta, Kementerian Perhubungan. Warga Kota Tangerang ini datang ke sini berÂsama istrinya. Ia menggengÂgam secarik kertas
booking mudik via
online. Pendaftaran mudik gratis lewat online telah ditutup pada 1 Juli lalu. Sedangkan pendaftaran di loket Kemenhub masih dibuka sampai Rabu, 8 Juli 2015.
Berjalan berdampingan berÂsama sang istri, Edi memÂberanikan diri untuk duduk di meja pendaftaran mudik gratis menggunakan kapal.
Sebelum pendaftaran
online ditutup, Edi sudah mendaftarkan dua nama untuk mudik pulang dan pergi menuju kamÂpung halaman di Semarang dengan kapal. "Pak, bisa tidak saya ikut pulangnya saja?" tanya Edi kepada petugas loket.
Ia mengaku tidak bisa ikut mudik dengan kapal. Kapal ke Semarang berangkat tanggal 10, 13, dan 15 Juli. "Saya belum dapat libur dari kantor unÂtuk tanggal segitu," aku Edi.
Bekerja sebagai karyawan swasta di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Edi menyebutkan dapat jatah piket hingga tanggal 16 Juli. Sementara kapal terakhir beÂrangkat sehari sebelumnya.
Edi berharap tetap ingin ikut program mudik gratis meski hanya pada arus baliknya saja. Ia akan berangkat ke kampung halamannya dengan sepeda motor.
Alasan ini bisa diterima petugas loket pendaftaran. Petugas itu menjelaskan program ini digelar untuk menekan jumlah pemotor dan angka kecelakaan di jalan saat arus mudik dan balik Lebaran.
Kepada Edi, petugas itu berpesan agar berhati-hati saat mudik dengan motor. "Iya pak, saya akan berhati-hati," kata Edi.
Petugas loket lalu meminta Edi menunjukkan STNK motor, SIM C, hingga KTP. Fotokopinya diserahkan keÂpada panitia untuk keperluan administrasi.
Dianggap memenuhi syarat, petugas itu memberikan cap biru Kemenhub di lembar bukti pendaftaran
online yang dibawa Edi. Edi dan istrinya sah menjadi peserta arus balik dari Tanjung Mas, Semarang menuju Tanjung Priok. Edi dan istrinya akan diangkut kapal Pelni yang beÂrangkat pada 23 Juli.
Usai mendapatkan stempel Kemenhub, Edi meninggalkan loket pendaftaran. Ia mengaku senang bisa ikut program mudik gratis ini. Ia sudah duka kali ikut. Sebelumnya, dia pulang kampung naik motor. "Memang risikonya besar naik motor. Saya menemui kecelaÂkaan di jalanan," kenangnya.
Meski sudah tahu risikonya, Edi siap menghadapinya. Ia mudik membawa motor karena kendaraan ini dibutuhkan untuk menyambangi sanak saudara saat lebaran nanti. ***