Ada tudingan PSSI yang berÂtanggung jawab terhadap 'pengÂaturan' skor tersebut. Namun beÂkas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menduga rekaman tersebut sengaja dibuat.
Yang lebih mengejutkan laÂgi, menurut pehobi telematika itu, rekaman tersebut dibuat di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Ini dibuat di lantai 3 Kemenpora. Jika itu A maka saya bilang A. Jika itu palsu, saya bilang palsu. Nah itu rekaman ketahuan juga," kata Roy Suryo kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa alasan Anda menduga seperti itu?Saya melacak lokasi hasil rekaman yang beredar di media massa dengan metode CDRI (
Call Data Record Information). Dalam CDRI itu ada nomor pengirim, penerima, durasi, lokasi, dan lain-lain.
CDRI ini ada di semua operaÂtor. Bakal lebih mudah lagi kalau ditambah metode
intercepting (penyadapan) yang dilakukan KPK. Konten percakapannya akan terekam juga.
Apa ini akurat?Hasil dari CDRI itu memÂbuktikan rekaman dilakukan di Kemenpora.
Bareskrim Mabes Polri perlu menindaklanjuti rekaman yang dijadikan bukti pengaturan skor tersebut.
Kalau benar seperti itu, apa maksud dibuatnya rekaman tersebut?Saya merasa curiga rekaman itu hanya dibuat-buat. Karena hasil percakapan dengan seÂorang mafia terkesan sangat mudah. Bahkan, kemungkinan skor yang disebut dalam rekaÂman itu hanya ditebak dan bertepatan dengan hasil yang diraih Timnas.
Mafia sepak bola memang harusdibasmi. Tapi, tidak denganbukti-bukti yang membuat olahÂragawan merasa sedih.
Bayangkan saja, saat skuat Timnas U-23 bersama pelatih tiba di Indonesia dari Singapura, langsung disambut isu yang tidak mengenakkan.
Mereka disuguhi tuduhan ikut mengatur skor kekalahan Indonesia dari Thailand dan Vietnam di SEA Games 2015. Kalau mau usut mafia bola seÂmuanya pasti setuju. Tapi tidak dengan bukti yang dibuat-buat dan asal menuduh.
Reaksi Anda bagaimana?Saya geram sudah terlalu lama isu yang tidak jelas ini tidak berujung. Kasihan pemain dan pelatih karena disebut ada pengaturan skor. Terus beredar rekaman yang disebut inisialÂnya BS. Dia harus terbuka saja ke publik. Sebab, tindakan dia itu malah menutup mafia yang sebenarnya.
Saya awalnya, enam bulan pertama ini diam, menghormati pemerintahan baru, menghormaÂti adik saya Pak Imam Nahrowi (Menpora), menghormati Pak Jokowi.
Tapi sekarang bisa dilihat yang namanya Pak Agum Gumelar sudah gerah. Saatnya kita berÂjuang selamatkan sepakbola Indonesia.
Indonesia terancam tidak menjadi tuan rumah Asian Games, ini bagaimana?Sudahlah, Indonesia ikut SEA Games lalu terburuk sepanÂjang sejarah. Saya dengar kalau tidak ada kemajuan setelah selesai Lebaran nanti, kita harus mengembalikan tuan rumah Asian Games. Kita kembaliÂkan ke Dewan Olimpiade Asia (OCA). Kalau seperti ini kan malu sekali.
Harapannya apa?Saya tidak rela, orang yang berjuang untuk bangsa itu justru disalahkan. Mumpung sekarang bulan suci Ramadhan, semoga orang yang salah ini dapat hiÂdayah, segera sadari kesalahanÂnya. Segera yang membuat rekaÂman palsu nyadarin. ***