Berita

ilustrasi/net

On The Spot

SPG Jajakan Produk Sampai ke Tempat Parkir Motor

PRJ Senayan Sepi Pengunjung
KAMIS, 04 JUNI 2015 | 10:47 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Burhan menggandeng anaknya, Sarah (6) memasuki gerbang Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) di Parkir Timur Gelora Bung Karno, Senayan. Di sebelah kanannya, sang istri, Fitri berjalan bersama anak pertama, Iqbal (8). Dengan senyum di wajah, Iqbal dan Sarah melewati berbagai stan yang ada di kanan-kiri jalan.

"Mama... Mama… Itu ada ko­medi putar. Iqbal mau naik itu," rengeknya sambil menunjuk ke sebelah kiri, tempat komedi putar berada.

"Aku juga mau Mah," sahut adiknya, Sarah.

Burhan dan Fitri memutuskan untuk mengikuti keinginan kedua anaknya. Mereka pun berjalan ke kiri, tak jauh dari pintu masuk.

Area wahana permainan anak itu cukup luas, dan dikelilingi pagar. Di ujung area yang dekat tembok pembatas arena PRJ ter­dapat dua loket tiket. Tarif naik wahana dibanderol Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per orang.

Di tempat itu ada beberapa wahana, seperti komedia putar, helikopter, dan kereta mini. Hanya terlihat 5-6 orang anak yang naik komedi putar.

Libur hari raya Waisak dimanfaatkan keluarga Burhan untuk melihat-lihat Pesta Rakyat Jakarta. Meski tanggal merah, PRJ tak tampak ramai. Pengunjung tidak perlu berdesakan jika ingin pindah dari satu stan ke stan lain. Menjelang sore, pengunjung mulai ramai. Namun tak sampai berdesakan.

Stan-stan yang menjual batu akik hanya disambangi 1-2 orang saja. Stan ini terletak di tengah. Para penjaga stan pun berinisiatif keliling menjajakan dagangannya.

Salah satunya, Reni, Sales Promotion Girl (SPG) produk madu. Ia bahkan menawarkan madu hingga ke tempat parkir motor di luar arena. "Dari tadi belum ada yang beli. Kalau cuma nunggu, bisa nggak laku nanti," ujar wanita yang berpakaian serba kuning ini.

Sepinya arena PRJ ini ter­jadi sejak pertama kali dibuka, Sabtu 30 Mei 2015. Minggu malam, para pedagang protes kepada penyelenggara kegia­tan ini karena pengunjungnya sedikit. Mereka sudah menge­luarkan uang Rp 2 juta untuk bisa menempati stan.

"Pengunjungnya dan yang beli sedikit sekali, nggak sampai seratusan. Rugi besar kami kalau begini terus," kata salah satu peserta bernama Ayu.

Selain karena sepi, mereka juga protes karena tidak puas dengan fasilitas yang disediakan panitia. Semua stan tidak dialiri listriknya. Akibatnya, sejumlah pedagang makanan mengalami kerugian karena dagangan mereka cepat basi.

"Para penyewa stan minta sekarang minta uang kembali. Nggak ada lampu, panitia ng­gak angkat telepon. Kita sudah komplain tapi nggak ada apa-apa dari panitia," ujarnya.

Pesta Rakyat Jakarta ini memang dikhususkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebanyak 800 UKM ikut jadi pesertanya. Mereka berasal dari Jabodetabek.

Setelah diprotes, perwakilan pedagang diterima ketua panitia pada Senin (1/6) sore. Beberapa penjual yang ikut pertemuan me­nyampaikan mereka dijanjikan akan dikembalikan biaya sewa saat pameran sudah selesai yakni pada Jumat (5/6) mendatang.

Situasi ini berbeda dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran. Sejak di buka pada 29 Mei 2015, kegiatan yang sekarang disebut Jakarta Fair Kemayoran (JFK) itu ramai pengunjung. Terutama ketika hari libur, seperti Sabtu, Minggu, dan Selasa kemarin.

Para pengujung yang datang ke tempat tersebut, mulai mera­sakan ramainya acara sejak dari tempat parkir. Padahal tidak sep­erti di PRJ Senayang yang gratis, untuk masuk ke JFK pengunjung dikenakan tarif Rp 20 ribu pada hari biasa, dan Rp 30 ribu pada hari libur.

"Nyari parkirnya susah banget. Saya sama suami naik motor aja, nyari parkirnya hampir setengah jam sendiri," ujar Susi, salah seorang pengunjung kepada Rakyat Merdeka.

Begitu masuk melalui pintu 9, ia langsung berdesak-desakan dengan pengunjung lain. Susi yang datang setelah maghrib mengaku kerepotan untuk meli­hat-lihat stan akibat banyaknya pengunjung.

Bahkan di stan yang menjual helm, dia kesulitan untuk maju, mendekati penjaga stand. "Saya sebenernya ingin beli helm yang warna pink. Tapi karena padat, saya batal beli, lalu pergi aja ke stan lain," tuturnya.

Selain lebih ramai, fasilitas stand di JFK juga lebih baik. Di PRJ Senayan, para pedagang rata-rata menempati tenda yang sederhana. Untuk penjual ma­kanan, tendanya hanya cukup diisi barang dagangan, dan si penjual. Pengunjung yang mau membeli harus berpanas-pana­san di depan tenda.

Kemudian untuk tempat peda­gang makanan, berada di bawah sebuah tenda panjang. Untuk menghindari persaingan, beberapa pedagang memutuskan keluar dari tenda. Sehingga suasana di bawah tenda tampak lengang.

Sementara di JFK, fasilitas­nya lebih nyaman. Stan yang berlokasi di lapangan, tendanya berukuran besar, dan sedang. Di beberapa titik disediakan kipas angin, sehingga pengunjung tidak kepanasan.

Kemudian untuk stan yang berada di dalam ruangan, dileng­kapi AC. Stan di dalam ruangan ini tak semuanya ditempati swasta. Beberapa stan UKM dan perwakilan pemerintah daerah menempati stan di dalam.

Public Relation JFK, M Al Khadziq mengatakan, penem­patan stand UKM dan Pemda di dalam merupakan bukti pihaknya tidak hanya mencari keuntungan semata dari menggelar kegiatan ini.

Dia mengungkapkan, dari 2.700 peserta yang memeriah­kan JFK, 40 persen di antaran­ya memang dialokasikan untuk UMKM. Untuk tarif sewa stan, pihaknya menerapkan dua kategori.

"Untuk UMKM binaan yang dibawa pemerintah daerah, BUMN, dan komunitas, semua tidak dikenai biaya," kata dia.

Sementara untuk UMKM yang bersifat mandiri, lanjut dia, mereka harus membayar sesuai dengan standar harga yang ditetapkan panitia. Yang pasti, kata Khadziq, tarifnya tidak sama dengan stan yang disewa perusahaan besar.

"Hitungannya berdasarkan pada luas area yang digunakan. Semakin besar area yang dipakai, biaya sewa akan semakin tinggi. Namun, untuk pameran selama 38 hari, harga yang kami tawarkan termasuk terjangkau," pungkasnya.

Pedagang Berharap Bisa Balik Modal


Romli memecahkan telur ayam, dan memasukannya ke kuali yang telah berisi beras ketan putih. Selanjutnya dia mengambil satu sendok serundeng, dan garam untuk dicampurkan di adonan tadi.

Pria 27 tahun itu pun lang­sung mengaduk-aduk adonan, sampai warnanya kecoklatan. Dia kemudian membalik wa­jan, sehingga kerak telor buatannya menghadap ke kumpulan arang, yang berada di dalam tungku pembakaran.

Tungku tersebut berbentuk bulat, dan terbuat dari tanah liat. Tangan kirinya meme­gang gagang wajan, sementara tangan kanannya mengambil kipas. Dia kemudian mengibaskan kipasnya, supaya bara pada arang menyala.

Terdapat sebuah lubang pada salah satu bagian tungku, yang memungkinkan masuknya an­gin. Sehingga bara bisa terus menyala, meski bagian atas tungku tertutup oleh wajan.

Lima menit berselang, dia kembali membalikkan wajan. Dia lalu mengambil spatula yang berada di kanan gerobak, dan mencongkel kerak telur yang menempel pada wajan, dengan gerakan memutar.

Kerak telor yang sudah jadi itu, dipindahkannya ke kertas pembungkus nasi, lalu diberi taburan serundeng di atasnya. Makanan khas Betawi itu lalu dibungkus kertas cokelat dan diikat di ujungnya.

"Ini Bang," ujar seorang pembeli sembari menyodorkan uang Rp 50 ribu.

Romli kemudian mengembalikan uang tersebut dalam ben­tuk pecahan, berupa selembar Rp 20 ribu dan satu lembar Rp 10 ribu. Di Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) Senayan, kerak telor bikinannya itu dijual dengan harga Rp 15 ribu -Rp 20 ribu.

Kerak telor yang berharga Rp 15 ribu menggunakan telur ayam, sementara yang Rp 20 ribu menggunakan telur bebek. Pembeli tadi, merupakan pem­beli kesekian hari itu.

Pada hari libur Waisak, Selasa lalu, dagangannya cukup banyak terjual. Baru sejam membuka lapak, dia sudah memper­oleh pendapatan ratusan ribut.

"Baru buka dari jam 12, tapi pendapatan adalah Rp 400 ribu. Alhamdulillah," kata Romli.

Sehari sebelumnya, dia hanya mengantongi Rp 300 ribu dari berjualan sejak tengah hari hingga jam 8 malam. "Parah banget dah kemarin. Untung bahan dagangan saya nggak cepat basi," keluhnya.

Pada Sabtu-Minggu lalu pendapatannya agak lumayan. Saat itu ia bisa memperoleh pendapatan sampai Rp 1 juta sehari. Namun pendapatan itu harus dibelanja lagi untuk modal berdagang.

Romli mengatakan, untuk modal berdagang selama 1 minggu, dirinya membutuhkan hampir Rp 7 juta. "Itu belum termasuk uang sewa dan ke­butuhan selama seminggu. Makanya sebenernya memang jualan di sini rugi," akunya.

Dia pun membandingkan keuntungan, ketika mengi­kuti Festival Budaya Betawi di Monas beberapa waktu lalu. Saat itu, dalam waktu 2 hari, dia bisa mendapatkan uang Rp 6 juta rupiah. Artinya, pendapatannya dari berjualan kerak telur sehari bisa menca­pai Rp 3 juta.

"Di event lain juga, setidaknya Rp 2 juta per hari dapet lah. Di sini doang yang apes," sesalnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya