Berita

KRI Rigel 933/net

On The Spot

KRI Rigel 933 Dilengkapi Kapal Selam Tanpa Awak

Alutsista Baru TNI AL
SABTU, 16 MEI 2015 | 10:54 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Puluhan anggota TNI Angkatan Laut (AL), berbaris di pinggiran Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Para marinir itu dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama memegang berbagai alat musik, sementara kelompok yang satunya hanya berbaris di belakang mimbar yang tersedia.

Satu jam kemudian, suara gen­derang bergemuruh, memenuhi seisi dermaga. Bersamaan dengan itu, sebuah kapal berwarna abu-abu mulai menampakkan wujudnya, dari ujung sebelah kiri dermaga. Kapal Republik Indonesia (KRI) itu berjalan pelan, mengarah ke tengah der­maga. Setelah tiba di tengah, kapal tersebut dibuat bergeser, agar bisa merapat. Para kru yang ada buritan dan lambung kapal, terlihat menurunkan bantalan berwarna putih.

Bantalan tersebut berguna untuk menahan, agar kapal tidak membentur dermaga ketika merapat. Setelah bantalan terse­but siap, para kru tadi langsung menyiapkan tali, yang digunakan untuk menambatkan kapal di dermaga.

Tak berapa lama, mereka pun melemparkan tali tersebut ke­pada para marinir yang bersiaga di pinggir. Dengan sigap, mereka langsung menambatkan tali, dan kapal itu pun merapat.

Perahu berukuran sedang yang merapat itu adalah KRI Rigel 933, alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) terbaru milik TNI Angkatan Laut (AL). Kapal tersebut baru saja tiba, setelah berlayar selama 50 hari dari Perancis. KRI Rigel 933 yang dikomandoi oleh Letkol Laut M. Wirda Prayogo tersebut, diisi oleh 30 orang personel dari AL. Kapal tersebut terbuat dari aluminium berbobot 515 ton, dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter.

KRI Rigel 933 akan berada di bawah kendali Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) TNI AL. Dishidrof sendiri dalam hal ini bertanggung jawab untuk menyediakan data dan infor­masi Hidro-oseanografi yang akurat sebagai data dasar yang digunakan sebagai bahan analisa strategi pertahanan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, TNI AL juga memiliki KRI Dewa Kembar 932, KRI Louser 924, KRI Pulau Rote 721, KRI Pulau Romang 723, KRI Pulau rempang 729, KAL Aries dan KAL Vega.

"KRI ini disiapkan untuk survei penelitian, pemetaan laut, publikasi penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentin­gan TNImaupun umum," ujar Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Madya TNIAde Supandi setelah acara penyambutan kedatangan KRI Rigel tersebut.

Menurut dia, pembaharuan kemampuan suyvey laut seperti ini sangat penting. Dia beralasan, kondisi dasar laut bisa berubah sewaktu-waktu. Sebagai contoh, kondisi perairan sekitar pantai yang direklamasi. Selain itu, kapal yang karam setiap tahun juga perlu dimasukkan dalam peta dasar laut.

"Dasar laut Indonesia me­nyimpan banyak jebakan yang mampu mengandaskan kapal, seperti karang besar, bebatuan dasar laut, bangkai kapal, dan ranjau laut. Jika proses up to date semacam ini tidak terus dilaku­kan, bisa berbahaya, baik bagi kami maupun bagi masyarakat," jelas dia.

KRIRigel diklaim sebagai kapal survei dan pemetaan yang canggih. Alasannya, kapal terse­but dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru, yaitu Deep Water Multibeam Kongsber EM302. Peralatan ini memiliki resolusi dan akura­si yang cukup tinggi, dengan menggunakan gelombang suara frekusensi 30 KHz. Dengan alat tersebut, KRIRigel-933 mampu melaksanakan pemetaan bawah laut hingga kedalaman 7.000 meter.

Sebagai pelengkap, di dalam kapal ini juga terdapat Shallow Water Multibeam EM 2040, sebuah peralatan yang dirancang berukuran kecil dan ringan, mampu memberikan akurasi data tinggi, saat dilakukan pemetaan. Disebutkan, alat ini dapat melaksanakan pemetaan perairan dangkal dari 0 hingga 450 meter.

Selain itu, kapal juga dileng­kapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), yaitu kapal selama nir awak yang dilengkapi kamera bawah air, sehingga dapat berfungsi sebagai survei geofisika, dan pipa bawah laut. ROV yang terpajang di KRI Rigel-933 tersebut dilengkapi sebuah lengan dengan lima fungsi gerakan, layaknya tangan manu­sia, sehingga dapat mengambil objek di dasar laut. Alat yang diproduksi dari Prancis ini, mampu menyelam hingga kedalaman 1.000 meter.

Selain itu, kapal anyar TNI AL memiliki alat bernama Valeport Midas +606 Condutivity Temperature Depth (CTD). Alat tersebut berfungsi sebagai pen­gukur karakteristik air laut, seperti suhu, salinitas tekanan, kedalaman, dan densitas air laut. Alat ini juga mempunyai sensor dalam mengukur parameter fisik air laut, dan dapat digunakan hingga kedalaman 6.000 meter.

Dan yang terakhir, KRI Rigel-933 dimanjakan oleh adanya Hugin 1000 Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Peralatan ini merupakan wahana bawah air yang bertugas sebagai penyedia data Hidro-oseanografi secara mandiri (automatic) den­gan perintah dari operator di Kri Rigel-933.

Sekali masuk ke dalam laut, AUV dapat berkembang secara mandiri, menjelajah sesuai dengan rute yang telah ditentukan dan memberikan data ke ruang monitor. Alat ini juga dapat dikendalikan secara real time melalui Aquafish. Alat ini dapat menyelam sedalam 4.500 meter yang didukung peralatan, ADCP, dan Side Scan Sonar (SSS).

Lebih lanjut Ade berpesan, agar komandan pertama Kapal survei canggih ini Letkol Laut (P) M. Wirda Prayogo memeli­hara KRIRigel 933 dengan baik, dikarenakan KRIini merupakan amanat dari rakyat Indonesia. Upaya pengadaan kapal ini bukanlah harga yang murah, un­tuk itu para perwira dan prajurit yang ditugaskan di KRIRigel 933 harus menunjukkan dedikasi memelihara KRIRigel 933 agar dapat digunakan dalam kondisi prima,” pungkasnya.

 Satu Kapal Lagi Bakal Datang Agustus
 
Indonesia kembali menam­bah kemampuannya dalam bi­dang maritim dengan pengadaan Kapal Republik Indonesia (KRI) Rigel 933 buatan Prancis yang tiba di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hari ini. KRIRigel 933 barulah kapal yang pertama.

"Kami pesan dua kapal. Tetapi yang sudah jadi, baru yang ini (KRIRigel 933). Satu lagi kemungkinan bisa didatangkan sekitar Agustus. Soalnya saat ini kapal itu belum selesai diban­gun," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNIAde Supandi dalam acara pe­nyambutan kedatangan KRIRigel 933, di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, kapal untuk kebutuhan survey itu adalah ha­sil kerjasama anatar Kemenhan, dengan perusahaan kapal dari Prancis, OCEA. Kedua kapal yang dipesan pada pada 2013 itu dengan nilai kurang dari 100 juta dolar Amerika.

"Harga tersebut berdasarkan kurs saat itu," kata dia.

Dia menjelaskan, dalam lima tahun ke depan, pihaknya beren­cana membeli 4 buah kapal. Dua buah kapal merupakan kapan untuk survey dan pemetaan, sementara dua lainnya adalah ka­pal penghancur ranjau. Namun dia belum tahu, kapan kapal penghancur ranjau tersebut bisa didatangkan.

"Yang sudah pasti baru kapal survey ini," imbuh dia.

Menurut dia, sebetulnya pihaknya membutuhkan sedikitnya 20 buah kapal survey. Pasalnya wilayah laut Indonesia sangat luas. Butuh banyak armada un­tuk bisa melakukan pemetaan secara menyeluruh, dan detail. Namun hal itu terbentur oleh masalahnya keterbatasan anggaran. Sebab selain butuh kapal survel, juga butuh dana untuk pengadaan alat lain.

"Tetapi saya optimis, dua kapal ini dapat berkerja secara maksimal dalam memetakan wilayah perairan Indonesia. Sebab kapal ini tangguh. Kapal ini tidak terlalu besar tapi cukup tangguh untuk sampai datang ke Indonesia," tukasnya.

Dia menambahkan, setelah KRI 933, pihanya berencana untuk langsung melakukan up­deting peta-peta laut. Sebab TNI AL telah dituntut untuk membuat peta secara elektronik, guna melakukan pengamanan untuk perairan-perairan yang memiliki potensi perkembangan ekonomi.

"Paling tidak dalam waktu 5 tahun ke depan beberapa alur-alur perairan yang berpotensi untuk perkembangan ekonomi harus betul-betul aman. Kami akan memberikan rekomendasi perubahan laut dimana saja," tandasnya.

KRI Rigel 933 adalah kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV). Kapal tersebut masuk ke dalam sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam armada kapal modern, khususnya kapal survei hidro-oseanografi.

Kehadiran kapal Hidro-Oseanografi (BHO) buatan Prancis ini guna memperkuat ka­pal survei lainnya yang dimiliki Dinas Hidro-oseanografi TNI Angkatan Laut. Sebelumnya su­dah ada KRI Dewa Kembar 932, KRI Louser 924, KRI Pulau Rote 721, KRI Pulau Romang 723, KRI Pulau rempang 729, KAL Aries dan KAL Vega.

Diambil Dari Nama Bintang Raksasa Berwarna Biru
 KRI Rigel 933

Sebelum meninggal­kan Perancis untuk berto­lak Indonesia, pada 11 Maret lalu telah dilaksana­kan acara Shipnaming dan Commissioning KRIRigel 933, di Dermaga Les Sables d’Olonne, Perancis, dipimpin Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu.

Acara didahului dengan Shipnaming Kapal yang ditandai dengan pemecahan kendi oleh ibu Nora Ryamizard Ryacudu selaku ibu kandung kapal, di­dampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, beserta is­tri. Selanjutnya dilaksanakan upacara Commissioning, yang merupakan peresmian men­jadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI Rigel 933).

Rigel adalah nama bintang paling terang dalam rasi bin­tang Orion (orang Jawa me­nyebutnya Lintang Waluku, red). Bintang ini paling terang urutan ke tujuh di antara bin­tang-bintang di langit.

Rigel adalah bintang raksasa berwarna biru keputihan dan memiliki massa matahari serta bersinar sekitar 117 ribu kali lebih terang dari matahari. Rigel ber­jarak sekitar 800 tahun cahaya dari Bumi. Rigel sebenarnya adalah sebuah sistem bin­tang tiga yang terdiri dari su­pergiant biru igel dan dua sahabatnya yang lebih kecil dan lebih redup.

Rigel hidup hanya seki­tar 8 juta tahun sebelum keha­bisan pasokan hidrogen di intin­ya. Selama beberapa juta tahun ke depan, ukuran Rigel akan mengembang lebih besar kar­ena menjadi supergiant merah dan akhirnya meledak menjadi supernova.

Jika igel meledak sebagai supernova, ia akan menjadi objek paling terang di lan­git malamsetelah bulan. Rigel memiliki diameter seki­tar 79 kali lebih besar dari diameter matahari, jika ditempat­kan di pusat tata surya kita, besar Rigel akan hampir men­capai orbit planet Merkurius.

Namun demikian, media kelautan berbahasa Prancis er et Marine menyebut KRI Rigel 933 sebagai Le Plus Grand BHOen Aluminium du Monde (ka­pal hidro-oseanografi berbahan aluminium terbesar di dunia, red). Alasannya kapal yang terbuat dari alumunium ini memiliki panjang 60,1 meter, lebar 11,3 meter, berat 515 ton, dan jarak dengan permukaan air 3,5 meter. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya