Berita

net

Politik

JELANG KONGRES PAN

Ketua DPD PAN: Perubahan adalah Sunnatullah

KAMIS, 12 FEBRUARI 2015 | 18:41 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Seiring makin dekatnya pelaksanaan kongres IV di Bali 28 Februari nanti, berbagai persoalan yang selama ini melingkupi kepemimpinan DPP PAN mulai bermunculan.

Ketua DPD PAN Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, Abdul Wahid, misalnya, menilai kepemimpinan PAN lima tahun terakhir ini tidak terkelola baik, bahkan cenderung sentralistis dan sangat birokratis.

Pelayanan DPP PAN terhadap kader-kader partai dari daerah-daerah sangat berbelit-belit. Akibatnya, setiap persoalan yang berkaitan dengan kebijakan DPP PAN selalu high cost.


"Banyak sekali transaksi-transaksi yang seharusnya tidak perlu karena ini berkaitan dengan kader-kader partai sendiri. Aroma transaksional setiap urusan sudah sangat kental sekali. Dan kondisinya sudah sangat memprihatinkan," kata Abdul Wahid.

Mantan calon bupati Tanah Laut ini memberikan contoh. Misalnya, ada kader PAN yang mau jadi pimpinan dewan harus berjuang berbulan-bulan demi sekadar menemui elite PAN di Jakarta.

"Berapa biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk sebuah rekomendasi. Padahal mereka sudah habis-habisan berjuang untuk memperoleh kursi di Dapilnya," kata dia.

Lebih jauh Abdul Wahid mengingatkan kepada semua pihak tentang perlunya perubahan kepemimpinan PAN. Kondisi partai yang sudah memprihatinkan jangan dipertahankan.

"Perubahan adalah sunnatullah. Dimana Allah sudah mengingatkan bahwa 'Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau bangsa, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri'," ujarnya.

Menurutnya, PAN masa depan memerlukan sosok pemimpin yang energik dan progresif serta mau mengayomi dan melayani kader-kader di daerah. Tantangan kebangsaan sangat berat, dan karena itu PAN harus mampu menyiapkan kader-kader partai sebanyak mungkin agar mampu berkontribusi positif untuk pembangunan bangsa dan negara. Pengelolaan partai juga harus lebih rapi, lebih aspiratif dan melibatkan semua elemen yang ada.

"Bukan seperti sekarang ini, sangat sentralistis dan hanya dikelola oleh beberapa orang . Banyak sekali pemecatan-pemecatan yang tidak perlu, PAW tidak melalui mekanisme yang dibenarkan UU dan AD/ART," tutup Abdul Wahid. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya