Berita

Politik

Ini Penjelasan Mengapa Jakarta Makin Kerepotan Hadapi Banjir

KAMIS, 12 FEBRUARI 2015 | 17:11 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

DKI Jakarta makin "ringkih" menghadapi banjir. Secara beruntun banjir merendam Jakarta sejak 2013, 2014, dan Februari 2015.

Data sementara total daerah yang terendam banjir 2015 adalah 323  RW, 88 kelurahan, 33 kecamatan dan masyarakat yang terdampak langsung 16.387 KK (56.883 jiwa). Dampak ini lebih kecil dibandingkan dengan banjir 2013. Pada banjir 17-26 Februari 2013 luas terendam banjir adalah 508 RW, 124 kelurahan.

Rendahnya banjir 2015 lebih disebabkan total curah hujan wilayah lebih kecil dibandingkan dengan 2013. Selain itu juga pengaruh dari upaya-upaya pengendalian banjir yang terus dilakukan saat ini.


"Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa banjir terus terjadi? Hujan tertinggi di Jakarta pada 8 Februari 2015 sebesar 177 mm/hari di Kemayoran dan pada 9 Februari 2015 sebesar 361 mm/hari di Tanjung Priok. Di hulu dan tengah sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta tidak terjadi hujan ekstrem sehingga debit sungai masih aman. Jikapun naik hanya sampai Siaga 3," kata Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI), Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan.  

Dijelaskannya bahwa tidak ada sungai yang melimpas. Dengan hujan ektrem tersebut maka sudah pasti drainase perkotaan tidak mampu mengatuskan (menyerap) limpasan permukaan.

"Sebab intensitas pemanfaatan ruang terbangun di Jakarta bagian utara mencapai 90 persen dan kawasan hijau dan lainnya hanya 10 persen, maka konsekuensinya curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah sekitar 85 persen berubah menjadi aliran permukaan," ujarnya.

Koefisien aliran permukaan di Jakarta mencapai 0,85. Kapasitas drainase perkotaan Jakarta saat ini rata-rata hanya mampu mengalirkan debit jika hujan 50-60 mm/hari. Artinya saat hujan normal pun sudah sering timbul genangan. Apalagi hujan ekstrem.

"Jadi dengan hujan 177 mm/hari dan 361 mm/hari sudah pasti akan banjir," tambahnya.

Dengan hujan ekstrem di Jakarta makin sering terjadi, tentu meningkatkan ancaman banjir. Untuk itu perlu pembenahan menyeluruh terhadap drainase mikro, penghubung dan makro.

"Selain itu upaya-upaya struktural dan non struktural perlu dipercepat. Jika tidak, banjir akan berkelanjutan," tegas Sutopo yang juga Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya