Berita

jokowi

Kalau KPK Lumpuh, Bukti Presiden Jokowi 'Impoten'

SABTU, 07 FEBRUARI 2015 | 14:18 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Joko Widodo cenderung membiarkan konflik KPK-Polri ini terjadi berlarut-larut. Posisi Jokowi antara ada dan tiada terkait perseteruan dua lembaga penegak hukum yang berlangsung sejak bulan lalu tersebut.

"Akibatnya, sikap rakyat akan berubah drastis dari bergairah menjadi apatis terhadap pemerintah," jelas pengamat politik dari Universitas Indonesia, Agung Suprio, Sabtu (7/2).

Bila tidak tegas, dia memprediksi Jokowi akan mengalami defisit legitimasi dan segala kebijakannya akan berjalan tanpa roh. "Revolusi mental takkan berjalan tanpa tauladan pemimpin karena dirusak oleh pemimpinnya sendiri," jelas Agung.

Lebih parah lagi jika Jokowi menghabisi KPK. Meskipun nantinya pemberantasan korupsi ditangani Polri dan Kejaksaan Agung, masyarakat tetap tak bisa terima.

Sebab, kepercayaan publik yang kian menurun terhadap kedua lembaga tersebut. Saat bersamaan, rakyat sudah sangat percaya terhadap KPK. "Jika pemberantasan. Korupsi diserahkan kepada dua lembaga itu, yang timbul adalah ketidakpercayaan massif," tegasnya.

Karena itu, dia mengingatkan agar Jokowi memperkuat KPK. Jangan sampai lembaga antikorupsi ini dilemahkan dengan mempreteli satu per satu pimpinannya. "Kalau KPK sampai lumpuh, ini pertanda kepemimpinan Jokowi impoten," tegasnya.

Pimpinan KPK saat ini tinggal empat orang setelah masa jabatan Busyro Muqoddas habis. Dari empat pimpinan KPK yang tersisa, semua sudah dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri atas berbagai kasus yang diduga melibatkan mereka sebelum menjadi komisioner lembaga anti rasuah tersebut.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto malah telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan dua pimpinan lainnya, Abraham Samad dan Adnan Pandu Praja, ditengarai hanya tinggal menunggu waktu untuk menjadi tersangka, karena Surat Perintah Penyidikan (sprindik) sudah keluar. Zulkarnaen juga sudah dilaporkan sebelumnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Teguh Harus Ikut Wujudkan Pilkada Jakarta Jujur

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 02:01

Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan ke KPK, Dugaan Fraud

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:34

Mendagri Puji Heru Minimalisir Banjir Jakarta

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:22

Pelindo Dorong Kemandrian Tuna Netra

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:18

Pemuda Indonesia Segel Kedubes AS

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:01

Alumni UI: Raihan Gelar Doktor Bahlil Sulit Diterima Akal Sehat

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:23

Solidaritas Palestina

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:10

Teguh Diminta Belajar pada Heru Budi Hartono

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:00

bank bjb Raih 2 Penghargaan di Indonesia Best Financial Awards 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:45

Bir Pletok Bakal Jadi Welcome Drink Tamu Jakarta

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:22

Selengkapnya