Berita

Saleh Husin

Menteri Saleh Tinjau Pusat Kerajinan Rakyat di Rote Ndao

SABTU, 15 NOVEMBER 2014 | 02:53 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Perindustrian Saleh Husin melakukan kunjungan kerja Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, (Jumat, 14/11). Setibanya di Rote, Menteri Saleh menghadiri diskusi terbatas tentang pengembangan industri kecil dan menengah serta kemungkinan penyediaan bahan baku tebu untuk industri gula.

Dalam kesempatan itu, dia menyerahkan bantuan mesin untuk sentra industri kecil dan menengah (UKM) untuk pengembangan dan pengolahan bahan baku tebu yang potensial di daerah itu.

"Selain itu, Menteri Perindustrian juga akan meninjau beberapa pusat kerajinan rakyat di daerah itu untuk mengetahui langsung hambatan dan kendala yang ditemui guna memberikan solusi dan pemecahannya.," Kepala Bagian Protokol Setda Provinsi NTT, Paga Wilibrodus, yang dihubungi di Kupang, Jumat, seperti dilansir Antara.


Masih di Kabupaten Rote Ndao, Menteri Saleh Husin juga menyerahkan bantuan CSR atau dana tanggung jawab sosial perusahaan dari PT Semen Kupang untuk pemerintah kabupaten setempat.

"Dana CSR atau dana tanggung jawab sosial perusahaan adalah dana yang dialokasikan dari keuntungan perusahaan termasuk BUMN untuk masyarakat, sebagai kompensasi kepada masyarakat sekitar atas kegiatan perusahaan di daerah tersebut dengan segala dampaknya," katanya

Menurut rencana, besok, Sabtu (15/11),  politisi partai Hati Nurani Rakyat asal NTT itu beserta rombongan akan berkunjung ke Kota Kupang.

Di Kota Kupang, Menteri Perindustrian akan menyaksikan penandatanganan nota kesepakatan bersama pengembangan garam antara PT. Chetam Salt dengan Bupati Nagekeo Elias Djo dan PT. Garam dengan Bupati Kupang, Ayub Titu Eki.

Sebelumnya Bupati Nagekeo, Elias Djo mengatakan, pihaknya sudah siap untuk mengembangkan industri garam di daerah tersebut bekerjasama dengan PT. Cheetam Salt. "Ini adalah komitmen kita menjadikan NTT sebagai salah satu industri garam nasional, akan diwujudkan secepatnya. Pasalnya, sebelumnya, pemerintah telah menetapkan dua daerah di Indonesia sebagai pusat industri garam nasional yakni NTT dan Madura," katanya.

Menurutnya, garam merupakan salah satu komoditi unggulan yang akan dikembangkan di Mbay yang sejak lama ditetapkan pemerintah pusat sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) sekitar tahun 1996 lalu.

Pemerintah Kabupaten Nagekeo, jelasnya, tinggal satu langkah untuk membagi eks tanah HGU milik PT Nusa Anoa. BPN pusat sudah mengeluarkan SK 500 hektare lahan dikuasi pemda, kemudian redistribusi kepada petani 200 hektar lebih.

Potensi usaha garam rakyat di Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat menjanjikan, namun potensi ini belum digarap secara maksimal. Padahal, bila dikelola secara baik, usaha ini dapat meningkatkan ekonomi rakyat.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Abraham Maulaka menjelaskan, sebagai provinsi kepulauan, potensi lahan untuk garam rakyat tersebar merata hampir di semua kabupaten. Belum lagi beberapa lokasi yang memang potensial untuk garam industri namun masih juga menghadapi masalah sengketa lahan.

Menurutnya, pihaknya hanya fokus untuk usaha garam rakyat, sedangkan untuk garam industri ditangani oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Karena itu, pihaknya berharap agar lahan potensial yang masih bermasalah, bisa diselesaikan sehingga dimanfaatkan untuk usaha garam rakyat.

Dia menyebutkan, Kabupaten Manggarai Timur, misalnya, potensi lahan untuk garam rakyat 3.500 hektare, sementara yang dimanfaatkan baru 60,3 hektare. Dari pemanfaatan lahan ini, baru menghasilkan garam sebanyak 53 ton.

Sementara di Kabupaten Nagekeo, potensi lahan 2.000 hektare dengan tingkat pemanfaatan 14,8 hektare. Hasil yang diperoleh 24,9 ton. Manggarai Timur potensi lahannya 5.000 hektare, pemanfaataan 16,3 hektare, dan hasilnya 42,1 ton.

Ende potensi lahannya 200 hektare, pemanfaatan 4,5 hektare, dan produksi 5,9 ton. Dan Kabupaten Alor potensi lahannya 31 hektare, pemanfaatan 3,3 hektare, dan produksi 1,9 ton.

Maulaka mengatakan, dengan potensi lahan garam rakyat yang ada apabila dikelola dengan baik maka NTT bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Sementara beberapa wilayah yang potensial untuk garam industry, bisa difokuskan untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya