Berita

joko widodo/rmol

Politik

Jokowi Ceramah Revolusi Mental di Muktamar PKB

MINGGU, 31 AGUSTUS 2014 | 23:15 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

. Sastrawan sekaligus wartawan senior almarhum Mochtar Lubis pernah menyebutkan ada enam karakter orang Indonesia. Yaitu, munafik, enggan bertanggung jawab, feodal, percaya tahayul, menyukai seni dan lemah karakter.

Penilaian Mochtar Lubis itu disampaikan Joko Widodo saat menjadi pembicara 'Rancang Bangun Indonesia 2014-2019' dalam rangkaian Muktamar PKB di Hotel Empire Palace, Surabaya, malam ini (Minggu, 31/8).

Dari enam karakter tersebut, ada yang diamini dan ada yang ditolak Presiden terpilih tersebut. Namun yang jelas, sambung Jokowi, karakter rakyat Indonesia yang lemah harus diperbaiki. Karena itulah pentingnya revolusi mental.


"Revolusi mental itu perbaikan akhlak, moralitas, yang nanti akan menuju akhlakul karimah. Jadi jangan dibawa-bawa kemana-mana (wacana revolusi mental)," tegas Jokowi.

Tindak lanjut dari konsep tersebut, Jokowi menegaskan, pihaknya akan melakukan perubahan total dalam menggarap dunia pendidikan.

Menurutnya, untuk di tingkatan Sekolah Dasar (SD) harus diberikan pendidikan karakter sebanyak 80 persen. Sementara untuk SMP dan SMA masing-masing 40 dan 20 persen.

"(Rakyat Indonesia harus punya) karakter yang punya etos kerja yang baik. Karena kita akan komptesisi dengan negara lain. Tahun depan sudah mulai Asean Economic Comunity. Jadi penting pengetahuan, etos kerja, disipilin yang baik. Jangan sampai kita kalah dengan mereka. Sangat berbahaya kalau kita kalah. Itu yang harus disiapkan," ungkapnya.

Tahun 2025, tambah Jokowi, bangsa ini akan mendapatkan bonus demografi. Karena itu, kalau anak-anak Indonesia disiapkan dengan baik, maka akan untung. Indonesia bisa melompat menjadi negara maju. "Kalau tidak (disiapkan, bonus demografi) bisa menjadi bencana," tegasnya, yang dalam pemaparan itu menggunakan silde.

Karena itulah pentingnya Kartu Indonesia Pintar. Dengan kartu tersebut, anak-anak yang tidak mampu akan dipastikan mendapatkan akses sekolah minimal SMA-SMK, termasuk di pesantren. Pasalnya saat ini masih banyak rakyat Indonesia yang belum bisa bersekolah.

"Itu yang saya lihat di kampung-kampung. Tak usah jauh-jauh di Jakarta, masih banyak hanya lulusan SD, SMP saja tidak tamat. Itu di Jakarta. Oleh karena itu, Kartu Jakarta Pintar yang akan membantu anak-anak kita," pungkas Gubernur DKI Jakarta ini. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya