Berita

ilustrasi

Stok BBM Aman, Dalam Waktu Tiga Hari Tak Ada Lagi Antrean di SPBU

RABU, 27 AGUSTUS 2014 | 07:22 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), mulai di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, Kalimantan, hingga Sumatera Barat karena adannya dari Pertamina daerah tertentu melakukan pembatasan untuk penghematan.

"Ini bukan merupakan kebijakan pemerintah secara umum," tegas Menko Perekonomian Chairul Tanjung dalam jumpa pers di Hotel Timor, Dili, Timor Leste, di sela-sela mendampingi Presiden SBY dalam lawatan ke negara tersebut, tadi malam, (Selasa, 26/8).

Karena itu, sambungnya, pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Untuk itu, dia mengaku dirinya telah berkoordinasi dengan Menteri ESDM dan Pertamina terkait hal ini.

“Masalah antrean tersebut karena masalah distribusi pasokan BBM bersubsidi. Untuk itu pasokan BBM bersubsidi akan diperlancar mengingat stok BBM mencukupi,” ujar CT, demikian panggilan akrab pengusaha nasional ini.

Karena itu, dipastikan dalam waktu kurang dari tiga hari tidak akan ada lagi antrean panjang masyarakat untuk membeli BBM bersubsidi di SPBU. Jaminan tidak adanya antrean BBM itu sudah menjadi keputusan rapat terkait BBM bersubsidi yang dipimpin Wakil Presiden Boediono di Jakarta, Selasa (27/8) siang.

"Dalam waktu kurang dari tiga hari tidak boleh lagi ada antrean yang tidak perlu," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Setkab.

Lebih jauh dia menjelaskan, dalam APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi diturunkan dari 48 juta kilo liter menjadi 46 juta kilo liter. Untuk itulah pemerintah perlu melakukan langkah-langkah penghematan BBM Bersubsidi. Namun ia menegaskan, langkah penghematan tersebut dilakukan tanpa harus membuat antrean yang tidak perlu, diantaranya dengan tidak menjual BBM bersubsidi di Jakarta Pusat, di jalan tol dan juga selepas jam 18.00 WIB. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Polisi: Tak Ada Korban Jiwa dalam Peristiwa Truk Kontainer Ugal-ugalan

Jumat, 01 November 2024 | 10:05

Harga Emas Antam Terjun Rp20 Ribu, Satu Gram Jadi Segini

Jumat, 01 November 2024 | 10:02

Mendagri Bakal Lapor Prabowo soal Omnibus Law UU Politik

Jumat, 01 November 2024 | 09:50

Ketahuan Bawa Gepokan Dolar Hitam, WNI Ditangkap di AS

Jumat, 01 November 2024 | 09:46

Kemenkop Ingin Koperasi Dilibatkan dalam Swansembada Pangan

Jumat, 01 November 2024 | 09:42

Impor Baja Murah Ancaman Industri dan Keamanan Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:40

Tidak Tepat Kebijakan Impor Gula Era Tom Lembong Diperkarakan secara Pidana

Jumat, 01 November 2024 | 09:36

Pakar: BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman

Jumat, 01 November 2024 | 09:29

Prabowo akan Kunker ke China, Kader PKS Singgung Kemerdekaan Palestina

Jumat, 01 November 2024 | 09:28

Perhakhi Dituntut Wujudkan Penegakan Keadilan di Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:18

Selengkapnya