Antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), mulai di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, Kalimantan, hingga Sumatera Barat karena adannya dari Pertamina daerah tertentu melakukan pembatasan untuk penghematan.
"Ini bukan merupakan kebijakan pemerintah secara umum," tegas Menko Perekonomian Chairul Tanjung dalam jumpa pers di Hotel Timor, Dili, Timor Leste, di sela-sela mendampingi Presiden SBY dalam lawatan ke negara tersebut, tadi malam, (Selasa, 26/8).
Karena itu, sambungnya, pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Untuk itu, dia mengaku dirinya telah berkoordinasi dengan Menteri ESDM dan Pertamina terkait hal ini.
“Masalah antrean tersebut karena masalah distribusi pasokan BBM bersubsidi. Untuk itu pasokan BBM bersubsidi akan diperlancar mengingat stok BBM mencukupi,†ujar CT, demikian panggilan akrab pengusaha nasional ini.
Karena itu, dipastikan dalam waktu kurang dari tiga hari tidak akan ada lagi antrean panjang masyarakat untuk membeli BBM bersubsidi di SPBU. Jaminan tidak adanya antrean BBM itu sudah menjadi keputusan rapat terkait BBM bersubsidi yang dipimpin Wakil Presiden Boediono di Jakarta, Selasa (27/8) siang.
"Dalam waktu kurang dari tiga hari tidak boleh lagi ada antrean yang tidak perlu," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Setkab.
Lebih jauh dia menjelaskan, dalam APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi diturunkan dari 48 juta kilo liter menjadi 46 juta kilo liter. Untuk itulah pemerintah perlu melakukan langkah-langkah penghematan BBM Bersubsidi. Namun ia menegaskan, langkah penghematan tersebut dilakukan tanpa harus membuat antrean yang tidak perlu, diantaranya dengan tidak menjual BBM bersubsidi di Jakarta Pusat, di jalan tol dan juga selepas jam 18.00 WIB.
[zul]