Berita

ilustrasi, impor minyak

Bisnis

Jokowi-JK Usul Energi Murah, Prabowo-Hatta Evaluasi Petral

RABU, 04 JUNI 2014 | 08:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah hingga saat ini dinilai belum memaksimalkan berbagai potensi energi nasional. Akibatnya, sumber daya itu belum mampu mendorong Indonesia lebih mandiri terutama dalam bidang ketahanan energi. Contoh nyata yakni impor minyak yang terus membengkak.

Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Sri Adiningsih mengatakan, jika sektor energi dikelola maksimal, maka impor minyak bisa ditekan dan tak terlalu bergantung pada energi fosil.

“Indonesia memiliki begitu banyak energi mulai dari batubara hingga gas, energi terbarukan, itu yang perlu digarap lebih maksimal lagi,” tegas Sri Adiningsih, yang juga penasihat ekonomi tim Jokowi-JK dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.


Salah kaprah energi yang juga dikritik oleh Sri yakni subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai ratusan triliun dan dinikmati oleh mereka yang tidak berhak. Ia mengusulkan secara bertahap subsidi yang bisa mencapai Rp 400 triliun itu dialihkan ke sektor produktif yang lain seperti infrastruktur, pendidikan gratis hingga 12 tahun, untuk jaminan kesehatan masyarakat.

“Subsidi ke BBM dan listrik itu juga salah sasaran, dinikmati orang kaya. Dana subsidi itu seharusnya bisa dipakai untuk elektrifikasi, membangun irigasi, hingga membangun memperbaiki pasar tradisional yang sudah tua sehingga selalu kalah bersaing,” tandasnya.

Sri Adiningsih mengingatkan, ke depan, fokus energi juga diharapkan ke sektor-sektor terbarukan seperti gas alam, panas bumi, dan pengembangan biofuel sehingga tidak tergantung pada impor minyak yang justru sering menjadi penyebab neraca keuangan defisit.

Dia menambahkan, BUMN yang mengelola komoditi penting seperti minyak dan gas harus bekerjasama membantu pemerintah dan menjadi agen pembangunan seperti yang terjadi di negara lain. 

“Karena BUMN adalah bagian negara, sehingga dia juga ikut pro aktif membangun Indonesia dan di negara manapun support pemerintah. Jangan lagi ada ego-ego sektoral,” ujar dia.

Jika beragam hal itu diperbaiki, Sri Adiningsih optimistis bisa menggerakkan roda ekonomi domestik sehingga ekonomi lebih berdaulat dalam hal energi, keuangan, hingga teknologi.

“Semua harus dibangun, Pak Jokowi bisa dan harus melakukan agar manusia Indonesia tidak kalah dengan negara lain dan semakin mandiri,” tandasnya.

Timses Jokowi-JK bidang energi Darmawan Prasodjo berpendapat penyelesaian masalah energi sangat sederhana dan solusinya juga sederhana. Gagasan energy yang diusung Jokowi-JK adalah energi murah bagi masyarakat.

“Energi murah bertujuan agar masyarakat kecil mampu menjangkau pasokan energi. Sehingga daya beli masyarakat tinggi dan inflasi dapat ditekan,” tegas dia.

Sementara  Tim Sukses Prabowo-Hatta Bidang Energi Dradjad Wibowo menegaskan akan mengevaluasi PT  Pertamina Energy Trading Limited (PT Petral). Jika tak sejalan dengan visi Presiden dan Wapres maka perusahaan yang biasa impor minyak itu bisa saja ditutup.  “Bentuk impor minyak yang kira-kira akan mengganggu keterbukaan, mengganggu tata kelola yang baik dan merugikan rakyat, akan kami koreksi. Bisa dihapuskan, bisa diperbaiki,” tegas politisi PAN ini.

Adapun urusan subsidi BBM akan dikurangi khususnya untuk orang kaya melalui mekanisme pajak dan cukai. Sementara energi alternatif akan digenjot.

Dradjad menambahkan, bahan bakar nabati dan terbarukan serta biodiesel akan dijadikan prioritas yang digunakan secara betahap. Sektor rumah tangga juga bisa menggunakan biomassa dengan bahan bakar pelet dan bebas asap.

Sadar kilang RI masih minim, jika terpilih,  dalam lima tahun setidaknya ada dua kilang baru yang dibangun karena jadi program prioritas dan akan disesuaikan dengan anggaran. Adapun lokasi, dia enggan merinci.  “Saya berharap satu atau dua kilang yang besar-besar supaya bisa meng-cover seluruhnya. Pada Oktober-Desember nanti langsung diputuskan daerah yang cocok di mana ada gambarannya. Tunggu kita menang (pemilu) dulu baru kita sampaikan,” timpalnya.

Di sisi yang lain, Prabowo-Hatta juga menjanjikan membangun pembangkit listrik dengan kapasitas daya produksi listrik yang cukup besar. Sehingga ditargetkan tahun 2019 mendatang 100 persen wilayah Indonesia sudah teraliri listrik. Caranya, dibuat cluster produksi listrik di pedesaan dan mikrohidro sehingga beban tidak numpuk di PLN. Minihidro di desa terpencil juga dikebut dengan dana Rp 1 miliar per tahun, dan diprioritaskan untuk delapan program salah satunya untuk listrik desa. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya