Berita

ilustrasi

Bisnis

KKP Mengklaim Mampu Produksi Benih Tuna

Aplikasikan Teknologi Pembudidayaan
RABU, 04 JUNI 2014 | 09:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan budidaya ikan tuna sirip kuning (yellow fin tuna) di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Bali.

“KKP berhasil mengembangkan budidaya ikan tuna sirip kuning yang memiliki nilai ekonomis di pasar dunia. Bahkan kita mampu memproduksi benih tuna,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP-KKP) Achmad Poernomo kepada Komunitas Wartawan Kelautan dan Perikanan (Komunikan) saat Press Tour ke Singaraja-Buleleng, Bali, akhir pekan lalu.

Menurut Poernomo, peluang budidaya tuna masih sangat terbuka dengan ketersediaan baby tuna di perairan Indonesia. Prospek budidaya tuna di Indonesia sangat bagus mengingat produksi ikan tangkapan sudah tidak bisa ditingkatkan lagi.


Ia mengungkapkan, perairan Indonesia yang diapit Samudera Pasifik dan Samudera Hindia menjadi daerah jelajah terbesar aneka spesies tuna.

International Seafood Suitanability Foundation mengemukakan dari total penangkapan 4 juta ton tuna pada 2009, 68 persen berasal dari Samudera Pasifik dan 22 persen berasal dari Samudera Hindia.

Dengan limpahan tersebut, lanjut Poernomo, menjadikan Indonesia sebagai pengekspor tuna terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Thailand. Pada tahun 2011 jumlah ekspor tuna ke Jepang mencapai 142.000 ton.

Namun, besarnya permintaan tuna mendorong terjadinya ekploitasi besar-besaran sehingga populasi tuna menurun dalam 10 tahun terakhir. Selain mengalami penurunan dalam jumlah dan bobot, wilayah penangkapan juga semakin jauh. Hal itu menyebabkan nelayan bermodal terbatas kesulitan.

“Di sinilah penelitian menjadi sangat penting. Sebab, kita juga telah memiliki peta posisi tuna sehingga nelayan tidak perlu mencari, melainkan cukup mendatangi,” terang Poernomo.

Dia mengklaim KKP telah mengaplikasikan teknologi tinggi agar dapat membudidayakan ikan tuna. Sebab, jika mengandalkan dari alam atau hasil tangkapan lama kelamaan akan habis, makanya untuk menjaga kelestariannya diperlukan pembudidayaan.

Selain itu, KKP telah merekomendasikan 36 paket teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan.

“36 paket teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh para penyuluh perikanan untuk kepentingan masyarakat,” katanya.

Kepala BBPPBL Gondol Rudhy Gustiono menambahkan, hasil penelitian dengan miniloger terungkap suhu optimum dan kedalaman renang berbagai jenis ikan tuna di Samudera Hindia. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya