Berita

ilustrasi, Pertambangan Batubara

Bisnis

Kenaikan Royalti Jangan Membuat Usaha Nggak Jalan

Awasi Kegiatan Pertambangan Batubara Di Daerah
KAMIS, 22 MEI 2014 | 09:46 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Meski rencana pemerintah menaikkan royalti Izin Usaha Pertambangan (IUP) batubara ditunda, industri berharap secepatnya ada kepastian. Sebab, menunda tidak berarti dibatalkan.

“Setidaknya ada tiga unsur yang harus dipenuhi dalam royalti yakni harga, kadar dan volume,” ujar pakar hukum pertambangan dari Universitas Hasanuddin Makassar Abrar Saleng, kemarin.

Menurut dia, jika tiga unsur tersebut sudah terpenuhi, harga naik, kadar bagus dan volume tetap, maka kenaikan royalti bukan masalah dan sesuatu yang wajar. Akan menjadi bumerang ketika royalti dinaikkan, tapi dari sisi harga, misalkan, masih rendah. “Jangan royalti dinaikkan, tetapi usaha batubara justru tidak berjalan,” ucapnya.


Karena itu, kata Abrar, dibutuhkan keseimbangan dan kebijaksanaan dari pemerintah. Kalau memang royalti dinaikkan, itu dilakukan saat harga batubara sedang bagus. Namun yang terjadi selama ini berbeda. Saat harga batubara bagus, royalti justru tidak dinaikkan. Tapi ketika harga sedang anjlok, muncul keinginan untuk menaikkan royalti.

Dia mengatakan, selain keseimbangan dari tiga unsur tersebut, hal lain yang cukup penting terkait kebijakan kenaikan royalti atau kebijakan lainnya adalah soal transparansi. Pemerintah harus mengungkapkan dengan jelas apa yang menjadi dasar kenaikan tersebut. Dengan begitu, para pelaku industri bisa memahami, sehinga kebijakan yang dikeluarkan tidak merugikan pelaku usaha.

Ketua Sumber Daya Alam Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Singgih Widagdo mengatakan, royalti sebenarnya ringkasan dari tiga aspek yakni social cost, enviromental cost dan economic cost.

Ketika pemerintah menunda rencana kenaikan royalti, hal itu hanya terkait satu aspek saja yakni economic cost, karena harga batubara sedang jatuh. Sementara dua aspek lainnya belum diperhatikan. Padahal, kegiatan pertambangan tidak bisa dilepaskan dari semua aspek tersebut, termasuk lingkungan dan sosialnya.  ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya