Pemilu 2014 diharapkan tidak mengulangi kesalahan pada pemilu sebelumnya, sehingga menghasilkan demokrasi semakin berkualitas.
“Saya selalu tekankan dan berharap setiap penyelenggaraan pemilu semakin lama semakin baik,†kata bekas Wakil Presiden, Try Sutrisno kepada Rakyat Merdeka, usai peluncuran buku; Mata Air Keteladanan: Pancasila dalam Perbuatan, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (21/3).
Penyelenggara pemilu, lanjut Try, hendaknya belajar dari pemilu sebelumnya. Kemudian memperbaikinya agar menghasilkan pemilu bermartabat.
“Menuju pemilu yang baik, tentu terus menerus melakukan koreksi dan evaluasi,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Pemilu 2014 nanti, apa baik atau bagaimana?Lihat nanti. Diharapkan sih baik. Laksanakan dengan prinsip-prinsip yang sudah ada, yakni langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber) serta Jujur dan adil (jurdil).
Kalau dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, bagaimana?Dari pemilu ke pemilu, saya menilai masih ditemukan kekurangan.Ini tentu harus ada perbaikan agar semakin lama pemilu kita semakin berkualitas.
Apa saja kekurangan yang Anda lihat dalam pemilu sebelumnya?Alat komunikasi yang kurang baik, perhitungan, dan sebagainya. Maka mekanisme yang keliru seperti itu hendaknya dalam Pemilu 2014 ini jangan†diulangi lagi.
Caranya bagaimana?Semua elemen bangsa bersama-sama melakukan introspeksi dan melakukan evaluasi untuk diperbaiki.
Pokoknya, Pemilu 2014 ini harus lebih baik dari Pemilu 2009. Artinya perbaikan-perbaikan itu harus dilakukan secara kontinyu agar kualitas pemilu kita lebih baik.
Bagaimana dengan gerakan golput, bukankah ini bisa berpengaruh?Wah, jangan golput dong. Tentu itu berpengaruh untuk mewujudkan pemilu yang baik.
Kenapa Anda minta tidak golput?Sayang kalau golput, suara rakyat hilang. Rakyat harus menggunakan hak suaranya yang hanya lima tahun sekali ini. Makanya rakyat harus cerdas menggunakan hak suaranya itu.
Bagaimana dengan KPU selaku penyelenggara pemilu?KPU diharapkan jangan tertutup dari masukan dan kritikan rakyat untuk perbaikan. Hendaknya masukan dari rakyat diterima dan dikerjakan.
Sering kali terjadi black campaign, ini bagaimana?Saya berharap semua partai politik jujur, adil dan tertib. Kalau begitu kan aman. Hal seperti itu jangan dibicarakan saja, tapi dilakukan.
Saya sih berharap demokrasi kita semakin lama semakin matang dan semakin baik, karena itu bisa membawa pada kesejahteraan.
Janganlah kita sebagai bangsa besar terus ribut dan kacau, ada baiknya mengajak masyarakat makin matang berdemokrasi dan bersatu dengan mengedepankan gotong royong, baru kita bisa sejahtera.
Mengenai banyaknya capres yang muncul saat ini, bagaimana?Kalau saya menilai itu adalah hal yang bagus, sehingga kenegaraan kita hidup.
Regenerasi kepemimpinan kita tidak kering, tinggal rakyatnya mau milih yang mana.
O ya mengenai group D Paspampres, bagaimana?Itu Panglima TNI yang menentukan. Saya kan sudah menjadi masyarakat biasa, sehingga tidak bisa kasih komentar mengenai kebijakan mereka. Mari kita lihat saja nanti kebijakannya. Kalau nggak dikawal pun, ya tidak apa-apaa. Toh selama ini saya juga tidak pakai pengawalan kok.
Masa sih tidak dikawal, tidak takut dicelakai?Benar kok. Ngapain takut. Selama ini kan kawan saya banyak, termasuk insan pers, he...he...he.
Penting nggak sih pengawalan itu?Terserah saja. Yang penting saya tidak minta itu.
Moeldoko disebut-sebut maju menjadi cawapres, tanggapan Anda?Kan dia masih aktif. Kalau masih aktif kan tidak boleh. Nanti kalau sudah pensiun, itu boleh.
Bagaimana kalau mengundurkan diri?Wah, saya tidak tahu. Tanya saja ke orangnya. Jangan tanya ke saya.
Tokoh seperti apa yang pantas memimpin Indonesia?Pemimpin yang baik ke depan adalah yang tranfarmotional dan Pancasilais. Itu yang mampu memimpin bangsa ini ke depan.
Apa ada calon pemimpin seperti itu?Loh kan penduduk kita saat ini 240 juta jiwa. Kita jangan pesimis. Pasti ada pemimpin seperti itu. ***