Komjen Pol (Purn) Noegroho Djajoesman
Sebelum Jokowi ditetapkan menjadi capres dari PDI Perjuangan dalam Pilpres 2014, banyak jenderal purnawirawan telah merapat ke partai yang dikomandoi Megawai Soekarnoputri tersebut.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengungkapkan, sejumlah jenderal purnawirawan telah merapat ke partainya. Mayoritas jenderal ini kebanyakan dari Polri, salah satunya bekas Kapolri Da’i Bachtiar.
Beberapa jenderal itu ada yang langsung ingin memiliki kartu anggota PDIP. Ada juga yang bersedia terlibat dan terjun menjadi juru kampanye PDIP di sejumlah daerah.
Namun kabar ini dianggap biasa oleh sesepuh Polri Komjen Pol (Purn) Noegroho Djajoesman. “Wajar-wajar dan sah saja karena mereka statusnya sudah sipil. Asal nanti jangan jadi kutu loncat dan bikin malu institusi Polri,†ujar bekas Kapolda Metro Jaya itu kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Noegroho Djajoesman berharap pimpinan Polri yang aktif tidak ikut-ikutan berpolitik. Sebab, untuk menjadikan Polri lebih profesional saja sudah cukup sulit.
Berikut kutipan selengkapnya; Anda sudah mengetahui kabar ini?Banyaknya purnawirawan Polri yang telah menentukan pilihan politiknya, itu kan sudah lama sejak era reformasi. Hal ini wajar-wajar saja dan sah karena mereka statusnya telah berubah menjadi sipil atau warga negara biasa.
Memangnya apa sih yang bisa ditawarkan para pensiunan itu?Tentunya niat dan keinginan mereka tidak lain untuk tetap dapat menyumbangkan pikiran dalam membangun bangsa dan negara ini melalui jalur politik. Tapi kan tidak semua purnawirawan masuk partai politik. Ada juga yang sibuk dengan pekerjaan dan usahanya masing-masing setelah pensiun.
Apa para purnawirawan ini sengaja diincar partai politik untuk fundraiser mengingat mereka berbisnis di tambang dan sebagainya? Nggak seperti itu lah. Saya rasa ini semata-mata hanya panggilan hatinya mereka.
Berapa jumlah jenderal purnawirawan sekarang ini? Bicara jumlah, saya tidak terlalu tahu pasti. Tapi yang jelas cukup banyak mereka yang masuk ke parpol ataupun yang hanya menjadi simpatisan. Hampir semua parpol ada purnawirawan Polri.
Bagaimana kekuatan riil?Yang jelas mereka waktu masih aktif itu pernah menjabat di posisi strategis. Pengalaman tersebut yang menjadi kekuatan mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat.
Sebelumnya Anda disebut rajin dilirik berbagai parpol, bagaimana dengan pemilu saat ini?Saya pribadi ingin independen saja, tidak ikut kemana-mana. Partai saya kan partai rakyat, he...he...he...
Sepengetahuan Anda, bagaimana kiprah dan kinerja Da’i Bachtiar?Menurut saya, dia baik-baik saja. Saya tahu, sejak menjadi Kapolri periode 2001-2005, yang bersangkutan punya hubungan serta kedekatan dengan parpol tertentu.
Ada masalah dari kedekatan itu?Sepanjang hubungan dan kedekatan tadi tidak mengganggu dan mempengaruhi kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan strategis, tentunya hal ini dapat dimaklumi.
Selain Da’i, adakah rekomendasi nama jenderal lain yang piawai jadi juru kampanye?Yang namanya jenderal tentunya sudah mengerti bahkan piawai berpolitik.
Tapi yang penting, selama masih berdinas aktif, mereka tidak perlu berpolitik praktis. Untuk menjadikan polisi itu profesional saja masih sangat sulit apalagi kalau pimpinannya terlibat dalam kehidupan dan pengaruh politik kepentingan.
Sepertinya Anda telah mencium dugaan pimpinan Polri bakal terlibat ‘aktif’ di Pemilu 2014 ini...? Saya tidak mempunyai kecurigaan mengenai hal ini. Tetapi sebagai seorang senior Polri, saya hanya ingin mengingatkan saja kepada seluruh pimpinan Polri, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk tetap menjaga netralitas dan meningkatkan profesionalisme di kesatuan masing-masing.
Sekali kita berpihak maka rakyat tidak akan percaya lagi kepada Polri. Sampai kapanpun juga institusi Polri harus tetap kita jaga.
Analisa Anda, mengapa para jenderal merapat ke PDIP? Ya itu kan pilihan mereka. Susah diduga apa yang menjadi bargaining dan komitmen mereka. ***