Berita

Jenderal Moeldoko

Wawancara

WAWANCARA

Jenderal Moeldoko: Saya Lihat, Secara Keseluruhan Situasi Poso Sudah Kondusif...

SELASA, 11 FEBRUARI 2014 | 09:56 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

TNI tidak akan mengubah nama kapal perang Usman Harun meski Singapura keberatan.

“Saya tegaskan ini kedaulatan, kami tidak akan ubah nama Usman Harun pada kapal perang TNI AL,” kata Panglima TNI, Jenderal Moeldoko di Kompleks DPR, kemarin.

Seperti diketahui, pemerintah Singapura menolak kebijakan Indonesia dalam pemberian nama Usman Harun untuk kapal perang milik TNI AL. Karena kedua orang tersebut -Usman Haji Mohamad Ali dan Harun Said- merupakan pelaku pengeboman Macdonald House di Orchard Road pada 1965. Kementerian Luar Negeri Singapura menyatakan keberatan itu secara langsung kepada Indonesia.


Moeldoko selanjutnya mengatakan, keberatan Singapura merupakan  hak mereka. Tapi TNI juga punya hak kedaulatan untuk tidak mengubah nama kapal perang tersebut.

Berikut kutipan selangkapnya:

Bagaimana hubungan kita dengan Singapura terkait keamanan?
Masih tetap berjalan kok, selama ini belum ada yang berubah. Nanti kita lihat perkembangan dan situasi ke depan. Prinsipnya TNI atau Panglima TNI akan bekerja sama dengan siapapun dengan baik.

Tapi kalau sudah berkaitan dengan kedaulatan negara, saya tidak ada kata main-main. Saya akan berjuang untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan negara. Itu sudah jelas dan tegas.

Bagaimana kalau Singapura menganggap ini menjadi masalah?
Saya tidak ada masalah, semua tergantung mereka. Kalau mereka menganggap situasinya bermasalah, ya silakan saja. Bagi saya mari jalan baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikembangkan ke arah yang negatif.

Pengamanan Selat Malaka, bagaimana?
Selama ini masih berjalan. Sekali lagi sampai dengan saat ini tidak ada perubahan yang signifikan dengan hubungan kerja sama militer antara Indonesia dengan Singapura.

Hanya ada perubahan dalam mensikapi nama kapal Perang Republik Indonesia. Sikap Singapura seperti itu, ya silakan, saya Panglima TNI juga memiliki sikap yang tegas pula.

Sikap tegas seperti apa?
Sebelumnya saya rencananya diundang bersama seluruh perwira  untuk menghadiri acara Air Show dan dibatalkan sepihak oleh pihak Singapura.

Maka saya mengambil sikap tegas utuk tidak berangkat. Kalau anak buah saya tidak berangkat kok saya berangkat, ini kan tidak baik namanya.

Tidak ada satupun pejabat dari negara kita yang hadir dalam acara Air Show itu?
Ya, tidak ada.

Apa pembatalan sepihak itu buat Anda sakit hati?
Tidak ah, biasa itu, ha..h..ha.

Memang kalau nama Usman Harun diubah ada implikasi buruk?
Kami sepakat bulat untuk tetap memberikan mana pada kapal perang TNI Usman Harun.

Apa nama Usman Harun ini sudah didiskusikan sebelumnya?
Sudah lama, 12 Desember 2012  itu sudah diskusi yang panjang. Tidak ada korelasinya dengan situasi yang berkembang belakangan ini.

Usman Harun dianggap Singapura sebagai teroris, ini bagaimana?
Saya sangat tidak terima kalau Usman Harun dianggap sebagai teroris.

Usman Harun di mata Anda apa?
Dia adalah state atau dalam kata lain dia adalah aktor negara, bukan aktor non-state. Dia kan seorang marinir.

O ya mengenai terorisme di Poso, bagaimana?
Sebenarnya selama ini kan ada upaya-upaya TNI untuk menangani masalah teroris di sana.

Apa saja itu?
Misalnya saya sering melakukan kegiatan TNI di sana, kegiatan secara teritorial. Melakukan pembenahan-pembenahan bersama masyarakat sekitar. Selain itu TNI juga melakukan operasi intelijen.

Apa itu saja yang dilakukan TNI?
Tidak, kami juga melakukan latihan-latihan.

Anda melihat situasi di Poso, bagaimana?
Saya melihat secara keseluruhan situasi sudah sangat kondusif. Tapi mungkin secara psikologis para teroris itu merasa tertekan dan sebagainya, sehingga melakukan hal-hal yang kurang baik.

Polri berharap latihan gabungan bisa dilakukan di wilayah rawan terorisme, bagaimana?
Ya, itu perlu ditingkatkan, dan saya rasa itu bagus. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya