Berita

polwan berjilbab/net

Polri harus Cabut Telegram Rahasia Penundaan Penggunaan Jilbab!

MINGGU, 01 DESEMBER 2013 | 09:41 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Keputusan Mabes Polri yang mengeluarkan TR alias telegram rahasia terkait penundaan penggunaan jilbab bagi polisi wanita (Polwan) sangat disayangkan. Seharusnya elit-elit Polri mendukung, apalagi para Polwan sudah hampir lima tahun berjuang untuk diijinkan memakai jilbab, hingga akhirnya Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan penerusnya Jenderal Sutarman mengizinkannya.

Karena itu, Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S. Pane mendesak Mabes Polri segera mencabut TR yang meminta para Polwan menunda penggunaan jilbab tersebut. TR ini sangat tidak masuk akal, sebab penggunaan jilbab sudah berkembang di berbagai polda pasca Kapolri Sutarman mengizinkannya.

Pasalnya, menurut Neta, alasan TR dikeluarkan karena penggunaan jilbab tidak seragam, sesungguhnya sangat tidak mendasar. Seharusnya, Mabes Polri cukup mengeluarkan TR ketentuan pemakaian jilbab, baik dari sisi bentuk, warna atau model sehingga ada keseragaman.


"Jika Polri punya dana yang cukup, pengadaan jilbab tersebut bisa diberikan oleh institusi. Jika Polri tidak memiliki dana (anggaran), biarkan masing-masing Polwan yang membeli atau membiayainya," jelas Neta pagi ini (Minggu, 1/12).

Lebih jauh, Neta menjelaskan, ketiadaan biaya dan kekurangteraturan seharusnya bukan menjadi alasan bagi elit Polri untuk melarang Polwan menggunakan jilbab, apalagi Kapolri Sutarman sudah mengizinkan Polwan menggunakan jilbab. "Jika sekarang penggunaan jilbab belum teratur justru tugas pimpinan Polri untuk mengaturnya dan bukan menunda atau melarang Polwan menggunakan jilbab," tegas Neta.

Menurut Neta, penggunaan jilbab di lingkungan Polwan sangat penting di tengah terpuruknya citra Polri saat ini. Dengan banyaknya para Polwan menggunakan jilbab, publik akan menilai bahwa ada perubahan moral yang signifikan di lingkungan kepolisian, minimal warga yang berurusan dengan polisi merasa nyaman, tidak ada kekhawatiran akan disiksa atau dipungli.  "Bahkan publik akan merasakan nilai-nilai agamis dan kemanusiaan akan melekat di tubuh korps kepolisian," demikian Neta. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya