Berita

Mahfud MD/net

Mahfud MD: Pemimpin Sekarang Dilahirkan dari Parpol yang Sedang Sakit

SABTU, 30 NOVEMBER 2013 | 20:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kualitas demokrasi dan kualitas pemimpin saat ini turun. Pemilihan pemimpin terkooptasi oleh opini-opini sesat yang sengaja dilakukan pihak-pihak tertentu hanya mengejar kepentingan politik sesaat.

Demikian ditegaskan bekas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dalam Diskusi Nasional Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKI) “Seleksi Kepemimpinan Nasional, Penjaringan Amanat Rakyat Vs Rekayasa Politik” di Gereja Theresia, Jakarta, Sabtu (30/11). Pembicara lain dalam diskusi yang dipandu Agung Rangkuti (Presidium ISKI) itu adalah Dr. Trias Kuncahyono, wartawan senior.

"Pemilihan pemimpin selama ini masih jauh dari kehendak ideal masyarakat. Pemimpin sekarang adalah merupakan kehendak parpol yang sedang sakit. Pemilihan pemimpin dilakukan melalui cara transaksional yang sangat membahayakan. Sehingga pemimpin kurang aspiratif, lemah dalam pengambilan keputusan dan kurang berwibawa," tegasnya.


Akibatnya, proses pelaksanaan demokrasi hanya dijadikan sebagai tempat korupsi, sebagai tempat untuk merusak negara dan lain-lain. Hingga tahun 2013 saja, 309 kepala daerah mengalami masalah hukum. Pemimpin saat ini sudah sangat jauh dari harapan masyarakat karena dijaring melalui cara-cara rekayasa politik  tanpa memperdulikan kehendak masyarakat.

“Tapi, parpol harus tetap ada, bagaimanapun jeleknya parpol itu. Sejelek-jeleknya parpol, lebih baik ada dibanding tidak ada parpol. Karena jika tanpa parpol, kekuasaan di negeri ini menjadi absolut. Dengan parpol, betapapun jeleknya, maka kontrol tetap akan jalan sebagai bagian dari pelaksanaan demokrasi,” ujarnya.

Karena itu, seleksi pemimpin nasional tetap harus melalui parpol sebagaimana yang sudah diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Pelaksanaan UUD itu merupakan cermin dari pelaksanaan demokrasi yang baik. Melalui prosedur konstitusi yang baik, maka akan menjadikan demokrasi dalam negara berlangsung baik, walaupun selalu harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.

Seleksi kepemimpinan nasional pada 2014 yang akan datang, menurut Mahfud yang juga calon presiden 2014 itu, akan lebih baik di mata rakyat jika berasal dari akar rumput. Sebab, jika tidak, yang berarti pemimpin yang dihasilkan dari rekayasa politik, maka pemimpin itu tidak mampu menyelami aspirasi rakyat. Kebijakan-kebijakan yang dihasilkannya akan lebih banyak memberikan keuntungan kepada segelintir kelompok saja.

Di bagian lain, Mahfud juga mengemukakan pentingnya visi-misi seorang pemimpin yang mesti diimbangi oleh rekam jejak atau track record masa lalunya. Visi misi yang bagus tidak punya banyak arti jika rekam jejak masa lalu pemimpin itu penuh masalah.

"Misal, bisa saja pemimpin mempunyai visi misi yang baik, tapi punya masa lalu yang gelap terkait dengan pelanggaran HAM, kasus korupsi dan lain-lain. Sehingga sang pemimpin tadi menjadi tersandera untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat," tandasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya