Berita

ali masykur musa/net

Sayang, Masih Banyak yang Belum Menganggap Kemajemukan sebagai Rahmat

JUMAT, 29 NOVEMBER 2013 | 16:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Memasuki abad ke-21, revolusi komunikasi dan informasi telah meningkatkan kesadaran akan kemajemukan masyarakat. Tapi sayangnya masih banyak kelompok orang yang belum menganggap kemajemukan sebagai rahmat hidup bangsa Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa menjelaskan, kenyataan sosiologis negeri ini menunjukkan bahwa euforia reformasi telah melahirkan keping dengan dua sisi sekaligus. Sisi pertama kebebasan mendapatkan informasi dan berpendapat semakin luas, di sisi yang lain pengungkungan atas kebebasan juga marak terjadi.

"Ekspresi atas fanatisme agama bisa muncul dalam berbagai bentuk, bisa berupa ceramah dan tulisan penuh kecaman, hingga intimidasi fisik dan psikologis. Semuanya menimbulkan hilangnya rasa aman dan damai di bumi Indonesia. Yang paling parah saat ini adalah maraknya radikalisme atas nama agama. Hal ini tidak boleh terjadi lagi," ujarnya dalam Diskusi Gerakan Integritas Nasional dengan tema "Tantangan Kemajemukan Indonesia dan Integrasi Sosial Abad XXI" di Gedung Newseum Indonesia Jakarta, kemarin, Kamis (28/11).


Oleh karena itu, Cak Ali menyebutkan religious literacy sebagai solusi harus dikembangkan. Yang dimaksud religious literacy adalah sikap terbuka terhadap dan mengenal nilai-nilai dalam agama lain. Religious literacy adalah sikap "melek agama lain".

Dengan "melek agama lain", kita bisa memahami bahwa agama dan kemanusiaan adalah dua hal yang menyatu di dalam diri manusia. Tidak ada yang boleh untuk saling mengalahkan. Atas nama agama kemudian merendahkan kemanusiaan dan atas nama kemanusiaan lalu merendahkan agama. Keduanya adalah sesuatu yang sistemik dan holistik.

"Beragama yang benar adalah beragama yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan dan berkemanusiaan yang benar adalah yang didasari oleh keyakinan beragama secara benar," tukas peserta Konvensi Partai Demokrat ini. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya