Berita

ratu atut/net

Dugaan Korupsi Keluarga Atut Mudah untuk Dibongkar

SELASA, 08 OKTOBER 2013 | 07:19 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dorongan agar Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut tuntas dugaan korupsi yang ditengarai melibatkan dinasti politik keluarga Ratu Atut di Banten terus disuarakan. Pintu masuknya adalah lewat penangkapan Tubagus Chaery Wardana, tersangka kasus suap sengketa Pilkada Lebak. Atut sendiri sudah dicegah bepergian ke luar negeri.

"Penangkapan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dalam kasus suap Ketua MK, yang diduga melibatkan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah yang juga kakak kandung Wawan bisa menjadi pintu masuk pengusutan dugaan korupsi yang selama ini menjadi rahasia publik di Banten," ujar ekonom dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 8/10).

KPK diharapkan masuk untuk menyelidiki karena beberapa kasus yang berkaitan dengan keluarga Atut yang ditangani oleh kejaksaan dan kepolisian selama ini tidak kunjung menemukan kejelasan. Padahal, hemat aktivis antikorupsi ini, pengusutan kasus korupsi yang diduga dimonopoli oleh Wawan ini agaknya mudah untuk dibongkar.


"Karena semua aktivitasnya berkaitan dengan dana APBD. Apalagi sebenarnya korupsi yang dilakukan masih model korupsi yang belum canggih masih seputar mark-up harga, potongan proyek, dan mark-up harga tanah untuk pembangunan fasilitas pemerintahan. Jadi, mudah untuk dideteksi dan diselidiki," ungkapnya.

"KPK silahkan menggunakan LHP atau Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Dari hasil pemeriksaan BPK yang hampir setiap tahun selalu ditemukan berbagai potensi korupsi itu, KPK bisa meminta BPK untuk melakukan audit investigatif, untuk menelusuri aliran dana APBD yang diduga dibajak," demikian Dahnil, yang sejak dulu sudah menyoroti dugaan korupsi dinasti Atut. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya